Beda Versi FPI dan Polisi Soal Penembakan di Tol, Polri Diminta Bentuk Tim Pencari Fakta
Ilustrasi (Irfan Rizky/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) diminta membentuk Tim Pencari Fakta Independen guna mengungkap peristiwa penembakan yang berujung pada tewasnya enam laskar khusus Front Pembela Islam (FPI) pendukung Rizieq Shihab, di Jalan Tol Cikampek, Jawa Barat pada Senin, 7 Desember.

Hal ini menyusul adanya perbedaan versi antara Polri dan FPI terkait peristiwa tersebut. Demikian disampaikan Presidium IPW Neta S Pane ini, muncul setelah

"IPW mendesak agar segera dibentuk Tim Pencari Fakta Indepeden untuk mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya sebab antara versi Polri dan versi FPI sangat jauh berbeda penjelasannya," kata Neta dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin, 7 Desember.

"Polri mengatakan, anggotanya ditembak Laskar Khusus FPI yang mengawal Rizieq. Apakah benar bahwa Laskar FPI itu membawa senjata dan menembak polisi? Agar kasus ini terang benderang, anggota Polri yang terlibat perlu diamankan terlebih dahulu untuk dilakukan pemeriksaan. Sebab, menurut siaran pers FPI, rombongan Rizieq lah yang lebih dahulu dihadang sekelompok orang yang berpakaian sipil sehingga mereka menduga akan dirampok orang tak dikenal di jalan tol," imbuhnya.

Lebih lanjut, kasus penembakan ini juga dianggapnya menimbulkan pertanyaan lainnya. Pertama adalah mengenai kepemilikan senjata api yang disebut oleh pihak kepolisian. "Jika benar FPI punya laskar khusus yang bersenjata, kenapa Baintelkam tidak tahu dan tidak melakukan deteksi serta antisipasi dini dan melakukan operasi persuasif untuk melumpuhkannya," tegasnya.

Kedua, adalah mengenai penghadangan. Neta mempertanyakan apakah tindakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian ini sudah sesuai SOP mengingat polisi menggunakan mobil dan pakaian preman.

Ketiga, jika memang polisi menyebut pihaknya lebih dahulu ditembak oleh Laskar Khusus FPI tentu ada sejumlah bukti termasuk ada mobil polisi yang terkena tembakan dan meninggalkan proyektik peluru.

Pertanyaan keempat adalah mengenai TKP tertembaknya enam orang tersebut. Sebab, berdasarkan pengakuan FPI, enam orang anggotanya itu diculik bersama dengan mobil mereka di jalan tol.

"Keenam, anggota FPI yang tewas ditembak itu bukanlah anggota teroris, sehingga polisi wajib melumpuhkannya terlebih dahulu karena polisi lebih terlatih dan polisi bukan algojo tapi pelindung masyarakat," ungkapnya.

Berikutnya, Neta menilai, jalan tol adalah jalan bebas hambatan sehingga siapa pun yang melakukan penghadangan di jalan tol adalah sebuah pelanggaran hukum, kecuali si pengendara telah melakukan tindak pidana. 

"Ketujuh, penghadangan yang dilakukan oleh mobil sipil dan orang orang berpakaian preman, patut diduga sebagai pelaku kejahatan di jalan tol, mengingat banyak kasus perampokan yang terjadi di jalanan yang dilakukan orang tak dikenal," katanya.

Jika memang, penghadangan tidak sesuai SOP ini dilakukan oleh pihak kepolisian ini saja mereka tidak bekerja sesuai dengan prinsip promoter. Selain itu, Neta menilai Kapolri Jenderal Idham Azis perlu bertanggungjawab atas kejadian ini.

Diberitakan sebelumnya, Peristiwa penyerangan polisi yang dilakukan laskar Rizieq Shihab terjadi sekitar pukul 00.30 WIB Senin, dini hari. Enam personel polisi membuntuti laskar Rizieq Shihab setelah mengantongi informasi akan ada pengerahan massa terkait rencana pemeriksaan Rizieq Shihab.

Rizieq Shihab dipanggil polisi untuk diperiksa pukul 10.00 WIB dalam penyidikan kasus pelanggaran protokol kesehatan karena kerumunan massa di Petamburan. Kabar massa pendukung Rizieq Shihab akan dikerahkan terkait pemeriksaan disebut Irjen Fadil beredar di banyak grup WhatsApp.

“Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam,” kata Irjen Fadil. 

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10, meninggal dunia sebanyak 6 orang,” papar dia.

Akibat penyerangan laskar khusus ke polisi, kendaraan polisi rusak. Mobil polisi juga ditembak dengan pistol yang dipegang laskar khusus habib Rizieq. “(Pistol) asli. Ini sudah ada tiga yang ditembakan,” kata Irjen Fadil.