Bagikan:

JAKARTA - Partai Demokrat menghormati keinginan PKS sebagai calon mitra Koalisi Perubahan menyodorkan nama Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan alias Aher jadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan usul Aher sebagai cawapres pendamping Anies merupakan hak dan kedaulatan PKS sebagai parpol yang independen.

"Itu adalah kedaulatan PKS, calon mitra koalisi kami, sebagai parpol yang mandiri dan independen," ujar Herzaky kepada wartawan, Selasa, 25 Oktober.

Menurut dia, PKS pastinya ingin mendapatkan efek elektoral dari pencalonan Aher sebagai cawapres. "Dengan naiknya elektoral parpol pengusung bisa memberikan dampak penguatan di parlemen," imbuhnya.

Terpenting, kata Herzaky, siapapun capres dan cawapresnya tujuan akhir dari Koalisi Perubahan kemenangan Pemilu 2024 bisa tercapai. Dia bilang, Demokrat ingin kekuatan parlemen dan pemerintahan nantinya bisa saling bersinergi.

"Bisa mewujudkan aspirasi perubahan yang disuarakan oleh rakyat. Inilah tujuan akhir dari upaya kami Koalisi Perubahan, mendapatkan kemenangan di Pilpres dan Pileg 2024," kata Herzaky.

Sebelumnya, Juru bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan, awalnya PKS mengantongi lima nama kader untuk diusulkan sebagai cawapres. Lima nama itu adalah, Ahmad Heryawan (Aher), Hidayat Nur Wahid (HNW), Irwan Prayitno, Ahmad Syaikhu, dan Sohibul Iman.

"Namun dalam perkembangannya, dikerucutkan menjadi satu nama. PKS akan mengusulkan Aher dalam meja perundingan tim kecil," ujar Kholid saat dikonfirmasi, Selasa, 25 Oktober.

Kendati demikian, Kholid menegaskan, PKS tidak menutup nama-nama lain sebagai alternatif cawapres pendamping Anies. Sebab, kata dia, pembahasan figur cawapres antara calon mitra koalisi masih sangat cair.

"PKS membuka peluang nama yang muncul nanti di meja perundingan. Baik itu parpol atau non-parpol yang penting sesuai kriterianya," jelas Kholid.

Kholid mengungkapkan, soal kriteria cawapres yang penting punya potensi untuk menang. Selain itu, yang paling mampu memimpin dan saling melengkapi, serta paling mampu mempersatukan bangsa. Sejauh ini, kata dia, tim kecil calon koalisi masih fokus membahas kriteria dan mekanisme pemilihan cawapres.

"Tim kecil masih dalam tahapan penentuan kriteria dan mekanisme pemilihan, karena prinsip kami equal partnership. Jadi, masing-masing pihak ajukan nama dan kandidat," kata Kholid.