Kherson Ditutup untuk Lalu Lintas Sipil dan Warga Dievakuasi, Pejabat Ukraina: Rusia Coba Menakut-nakuti Orang
Ilustrai pemindahan warga Kherson. (Sumber: TASS/Dmitry Marmyshev)

Bagikan:

JAKARTA - Wilayah Kherson akan ditutup untuk lalu lintas sipil yang masuk selama tujuh hari karena situasi yang tidak nyaman di wilayah tersebut, penjabat gubernur wilayah itu, Vladimir Saldo, mengatakan pada saluran berita televisi Rossiya-24 pada Hari Rabu.

"Jika perang pecah, akan ada meriam artileri. Mereka akan membom kota. Lebih baik membawa orang ke tempat lain, yang sedang kita lakukan sekarang. Agar pekerjaan ini lebih tertib, masuknya warga sipil ke wilayah wilayah Kherson ditangguhkan selama tujuh hari," katanya, melansir TASS 20 Oktober.

Lebih jauh Saldo menerangkan, "hanya mereka yang memiliki izin dari kantor komandan militer" yang dapat memasuki wilayah tersebut.

"Sebagian besar ini menyangkut mereka yang terlibat dalam layanan pendukung kehidupan dan penyediaan pasokan dan personel utilitas publik," tambahnya.

Saldo juga menekankan, pekerjaan sedang dilakukan untuk meningkatkan layanan feri untuk mempercepat proses evakuasi warga sipil dari tepi kanan Dnipro.

"Perahu yang dapat mengangkut orang sedang ditugaskan. Sejak pagi, orang-orang telah berkumpul di tempat yang ditentukan di kota, pelabuhan sungai di tempat pertama. Hari ini kami akan menambahkan beberapa tempat lagi di mana para pengungsi dapat berkumpul," terang Saldo.

Saldo mengatakan sekitar 10.000 orang per hari akan dipindahkan selama enam hari ke depan, dan beberapa daerah di Rusia sedang bersiap untuk menerima orang, mengutip Reuters.

Penduduk Kherson telah menerima pesan teks peringatan tentang kebutuhan mendesak untuk mengungsi, TV pemerintah Rusia melaporkan.

Dia juga mencatat, Ukraina "sedang membangun kekuatan besar di wilayah Nikolayev dan Krivoy Rog." Terkait dengan keputusan untuk mengevakuasi warga sipil, dikatakan untuk "pembuatan benteng pertahanan skala besar, sehingga setiap serangan dapat ditangkal."

Seiring dengan dekret darurat militer yang diumumkan Presiden Vladimir Putin, ia mengatakan akan menyerahkan kekuasaan kepada militer, menurut kantor berita Rusia.

Terpisah, Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menuduh Rusia mencoba menakut-nakuti penduduk Kherson, dengan apa yang dia gambarkan sebagai buletin palsu tentang penembakan Ukraina di kota Ukraina selatan.

"Rusia mencoba menakut-nakuti orang-orang Kherson dengan buletin palsu tentang penembakan kota oleh tentara kami, dan juga mengatur pertunjukan propaganda dengan evakuasi," tulisnya di aplikasi pesan Telegram.

"Propaganda tidak akan berhasil," tegasnya.