JAKARTA - Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden akan menggalakkan penggunaan masker kepada seluruh warga. Kampanye itu akan berlangsung seratus hari sejak dirinya resmi dilantik menjadi presiden. Biden juga menyatakan siap divaksin di depan umum sebagai bentuk partisipasinya dalam upaya penanggulangan COVID-19.
Di AS, krisis COVID-19 terus berkecamuk di luar kendali. Mengutip The Guardian, Jumat, 4 Desember, Biden bersama wakilnya, Kamala Harris juga berkomitmen divaksinasi sesegera mungkin setelah vaksin disetujui regulator AS. Biden juga bersedia bergabung bersama tiga mantan presiden AS yang berjanji akan divaksinasi di depan umum untuk meningkatkan kepercayaan publik AS terhadap vaksin.
Sebelumnya, pada Kamis, 3 Desember, Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama mengatakan bersedia melakukan vaksinasi yang disiarkan televisi. Tentunya setelah vaksin disetujui. “Saya akan senang hati melakukan itu,” kata Biden ketika ditanya apakah dia akan siap untuk mendapatkan vaksin COVID-19 sebelum dilantik sebagai presiden ke-46 pada Januari 2021.
Dia menambahkan, "Saya pikir tiga pendahulu saya telah menetapkan apa yang harus dilakukan." Biden menyatakan akan mengikuti apa yang dikatakan Obama, bahwa ia akan divaksinasi jika Anthony Fauci --pejabat kesehatan masyarakat di satuan tugas COVID-19 Gedung Putih-- menyatakan vaksin aman. Saat ini vaksin tengah menunggu persetujuan regulator AS untuk penggunaan darurat.
“Ketika Dr Fauci mengatakan kami punya vaksin dan itu aman, saat itulah saya akan berdiri di hadapan publik. Yang terjadi adalah orang-orang telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan vaksin. Apa yang dilakukan presiden dan seorang wakil presiden adalah penting," ungkap Biden.
Biden mengatakan dia telah berbicara dengan Fauci. Tim penasihat kesehatannya juga telah berbicara dengan Fauci. Biden menjelaskan dia juga meminta Fauci menjadi kepala penasihat medisnya dan menjadi bagian dari tim COVID-19 yang menasihatinya tentang pandemi.
BACA JUGA:
Mantan presiden Jimmy Carter, yang berusia 96 tahun, mengeluarkan pernyataan melalui akun media sosial yayasan amalnya, Carter Center, mengatakan bahwa dia dan istrinya Rosalynn mendukung penuh upaya vaksin COVID-19. Ia juga mendorong semua orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin segera setelah tersedia di komunitas mereka.
Donald Trump belum berbicara secara terbuka tentang apakah dia akan mendapatkan vaksin atau tidak. Pada Kamis, 3 Desember, Trump tetap diam tentang rekor angka kematian dan rawat inap yang tercatat di AS dalam 24 jam sebelumnya, karena jumlah kematian di AS melebihi 275 ribu dan kasus yang tercatat melewati ambang batas, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Trump dalam beberapa bulan terakhir mencoba mengesampingkan Fauci sambil mengambil nasihat dari tokoh-tokoh yang kurang berkualitas seperti Scott Atlas, yang mengundurkan diri dari posisinya sebagai penasihat Gedung Putih awal pekan ini. Scot Alas meningkatkan ambivalensi publik presiden pada perlindungan seperti pemakaian masker dan jaga jarak sosial.