JAKARTA - Persoalan narkoba juga begal yang didominasi anak di bawah umur di Kota Makassar disebut pasangan calon nomor urut 2 Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman) terjadi karena tak ada upaya pemberdayaan anak muda. Karena itu Appi-Rahman berjanji membuka ruang kreativitas agar pengaruh buruk di jalanan tak lagi terjadi di Kota Makassar.
“Ini menjadi persoalan kita yang ada di Makassar menyangkut masalah begal dan sebagainya. Lagi-lagi saya menyampaikan bahwa slogan tidak cukup menyelesaikan persoalan,” kata calon wali kota Munafri Arifuddin dalam debat Pilkada Makassar yang disiarkan Youtube KPU Makassar, Jumat, 4 Desember.
Menurut Appi, pendekatan sosial dan keagamaan harus menjadi tumpuan. Bagaimana pola pendidikan terhadap anak juga pembangunan fasilitas ruang kreasi.
“Di Makassar umpamanya main band, kita tidak punya tempat untuk menyalurkan sehingga mereka harus balapan liar di jalan raya. Ke depan pembangunan sirkuit tempat pagelaran seni harus ada di Makassar, prestasi anak sekolah harus diapresiasi maksimal,” tegas Appi yang pernah jadi CEO PSM Makassar ini.
Pernyataan Appi ditanggapi calon wali kota Makassar nomor urut 1 M Ramdhan ‘Danny’ Pomanto. Danny bertanya soal tindakan tegas terhadap para pengguna narkoba termasuk di lingkungan kampanye.
“Slogan saja tidak cukup, begitu berulang-ulang disampaikan Pak Appi tadi. Maka kalau begitu kita mulai lingkungan kita sendiri, bagaimana pendapat anda di lingkungan kampanye ditemukan oleh kepolisian karena narkoba ini?” tanya Danny Pomanto.
BACA JUGA:
Respons itu ditanggapi lagi oleh pasangan Appi, Abdul Rahman Bando. Lagi-lagi calon wakil walkot nomor urut 2 ini menyindir program era kepemimpinan Danny Pomanto saat menjabat wali kota Makassar.
“Tadi disinggung anak (terkait)begal, saya kira tidak ada orang bercita-cita jadi begal. ini karena salah urus generasi akhirnya jadi begal. Saya kira Jagai Anakta yang digagas Pak Danny cukup bagus tapi faktanya tren anak-anak begal di jalan berdasarkan data kepolisian ini malah meningkat. Ada yang salah dalam kebijakan, tujuan baik tapi mungkin implementasi perlu disempurnakan,” kata Rahman Bando.