Bagikan:

JAKARTA - Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menyanggupi permintaan Ferdy Sambo untuk menghabisi nyawa Brigadir J. Bahkan Bharada RE berdoa dulu sebelum melakukan pembunuhan.

Hal ini terangkum dalam dakwaan Ferdy Sambo yang dibacakan secara bergantian oleh jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 17 Oktober.

Peristiwa ini terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo, Jalan Duren Tiga, No 46.

Saat itu, semua rombongan, termasuk Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf sudah ada di rumah ini. Mereka sebelumnya melakukan PCR Test di Saguling sepulang dari Magelang.

Begitu tiba di Duren Tiga, Putri masuk ke kamar utama. Sedangkan Kuat Ma'ruf yang menemani, menutup pintu depan dan balkon lantai dua.

Bharada E yang masuk belakangan juga naik ke lantai dua dan masuk ke kamar ajudan.

"Richard justru melakukan ritual berdoa berdasarkan keyakinannya meneguhkan kehedaknya sebelum melakukan perbuatan merampas nyawa korban," ucap Jaksa.

Sedangkan Bharada Ricky Rizal berdiam di garasi rumah sambil memantau pergerakan Brigadir J. Korban kala itu sedang berdiri di taman.

"Di situlah kesempatan terakhir saksi Ricky dapat memberitahu Nofriasyah namun tetap tidak memberitahu korban supaya pergi dan lari menjauh," ucap jaksa lagi.

Tidak berapa lama, giliran Ferdy Sambo yang datang. Ketika datang, Kuat melihat Ferdy Sambo sudah emosi.

"Wati, mana Ricky dan Yosua... panggil," kata Ferdy Sambo dengan suara meninggi.

Bharada RE yang mendengat teriakan bos-nya itu langsung datang. Ferdy kemudian memberi perintah supaya Bharada E mengokang senjatanya.

Brigadir J lalu dipanggil Kuat Ma'ruf supaya masuk ke rumah. Tanpa curiga sedikit pun, Brigadir J mengikuti perintah itu. Masuk melewati garasi dan pintu dapur menuju ruang tengah dekat meja makan.

Selama perjalanan 'terakhir' itu, Brigadir J terus diawasi Kuat dan Bharada Ricky.

"Kuat Ma'ruf membawa pisau di dalam tas selempangnya berjaga-jaga terjadi perlawanan dari Birgadir J," kata Jaksa.

Di sinilah akhir hidup Brigadir J. Tanpa diberi kesempatan membela diri, Brigadir J ditembak 3-4 kali oleh Bharada E yang mendapat perintah dari Ferdy Sambo. Bahkan eks Kadiv Propam itu juga menembak terakhir Brigadir J di kepalanya.