Menteri PPPA Apresiasi Upaya NU Women dalam Memberikan Perlindungan Perempuan dan Anak
Festival Nu Women (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga mengapresiasi upaya yang dilakukan NU Women dalam perlindungan perempuan dan anak.

Hadir dalam festival yang mengusung tema Perempuan NU, Berdaya dan Berkarya, Bintang melakukan penandatanganan kerja sama NU Women dengan sejumlah kementerian diantaranya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Perlindungan perempuan dan anak memerlukan keterlibatan banyak pihak. Kami sangat mengapresiasi langkah NU Women dalam upaya perlindungan perempuan dan anak," kata Bintang pada pembukaan Festival NU Women di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 16 Oktober.

Bintang berharap kerja sama yang dilakukan tersebut tidak hanya dalam bentuk penandatanganan kerja sama, melainkan juga melalui aksi-aksi nyata untuk pemberdayaan perempuan dan juga perlindungan perempuan dan anak.

"Isu perlindungan perempuan dan anak, merupakan isu yang sangat penting. Apalagi isu pemberdayaan perempuan, " terang dia.

Apalagi dari populasi Indonesia, separuhnya adalah perempuan dan sepertiga dari total populasi adalah anak-anak. Akan tetapi upaya perlindungan dan juga kesetaraan, lanjut dia, masih belum menggembirakan.

Oleh karenanya perlu langkah bersama untuk meningkatkan upaya perlindungan perempuan dan anak, serta pemberdayaan perempuan.

Ketua Organizing Committee (OC) NU Women Fest Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengatakan Perempuan NU (NU Women) merupakan ruang perjumpaan di antara banyak jaringan-jaringan NU.

Yenny menjelaskan pihaknya akan memberi perhatian terhadap efek pandemi COVID-19 yang membawa dampak sosial dan psikis terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Kemudian membantu menyediakan sistem dukungan yang bisa mendukung ketika perempuan dan anak mengalami perundungan atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

“Ini merupakan sebuah langkah yang sangat progresif. Perempuan NU (NU Women) ini sebenarnya ruang perjumpaan di antara banyak jaringan-jaringan NU. Selama ini memang sudah ada, tapi kita dipertemukan dalam sebuah gerakan besar,” kata Yenny Wahid.

Ribuan Perempuan NU yang hadir secara fisik maupun yang hadir secara virtual mengikuti berbagai serangkaian acara, antara lain pemutaran video perjalanan, kiprah dan karya perempuan NU, Peluncuran Satgas NU Women secara simbolik diwakili oleh 9 perempuan NU lintas genderasi dari 9 kota di Indonesia, Deklarasi 21 Perwakilan Bu Nyai dari berbagai tempat di Indonesia Menentang Segala Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan, dan Peragaan Kerudung Nusantara. NU Women Festival juga diisi dengan NU Women Talk Perempuan NU & Kepemimpinan Masa Depan.

NU Women, menurut Yenny Wahid sebagai ruang perjumpaan bagi para perempuan NU, baik yang tergabung dalam struktur maupun yang bergiat secara kultur. NU Women juga berperan sebagai sebuah konsolidator dan agregator bagi seluruh jaringan NU yang mengurusi masalah-masalah kewanitaan, agar terjadi sinergi yang lebih dinamis dan terarah dalam melaksanakan upaya untuk membawa maslahat di masyarakat.

Yenny Wahid menegaskan NU Women bukanlah sebuah badan otonom (Banom), tapi menjadi sebuah hub, atau sekretariat bersama, dimana stakeholdernya adalah semua Banom NU yang ada saat ini.

“NU Women atau Perempuan NU harapannya akan membawa kita pada masa depan perempuan yang lebih baik, pada kualitas perempuan yang lebih baik, sehingga nanti Inshaallah dengan keyakinan yang dalam akan meningkatkan kualitas peradaban,” ujar ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf.