NU Women Festival Sikapi Isu Perempuan Indonesia dari Kerudung, KDRT, sampai Perubahan Iklim
Perilisan Festival NU Woman (ist)

Bagikan:

JAKARTA - Nahdlatul Ulama menyelenggarakan rangkaian peringatan Harlah 1 Abad NU (1443-1444 H) yang dimulai sejak bulan Oktober 2022 ini, dengan ragam kegiatan yang berpuncak pada tanggal 16 Februari 2023 yang rencananya akan dihadiri jutaan orang, secara offline dan online.

Salah satu kegiatan penting yang dihelat NU adalah peluncuran gerakan NU Women, sebagai momen selebrasi para perempuan NU dalam memperkuat barisan secara struktural maupun kultural, menuju hari puncak perayaan Satu Abad NU ini.

Ketua Organizing Committee (OC) NU Women, Hj Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, mengatakan, pembentukan NU Women adalah sebuah langkah progresif dalam menyikapi isu-isu perempuan yang sudah sejak lama mendera negeri dan dunia.

“Ini merupakan sebuah langkah yang sangat progresif. Perempuan NU (NU Women) ini sebenarnya ruang perjumpaan di antara banyak jaringan-jaringan NU. Selama ini memang sudah ada, tapi kita dipertemukan dalam sebuah gerakan besar,” kata Yenny Wahid di Jakarta, dalam rilis yang diterima VOI, Kamis, 14 Oktober.

Yenny Wahid bersama NU Women, selain menyoroti efek pandemi Covid-19 yang juga membawa dampak sosial dan psikis terhadap perempuan, mereka juga berkonsentrasi dalam gerakan yang menyangkut perubahan iklim dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

“Fenomena global ini harus direspons. Bagaimana menyadarkan para perempuan untuk meresponsnya secara pas. Lalu support system yang bisa men-support ketika perempuan dan anak mengalami perundungan atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga,” sambung Yenny Wahid.

Yenny Wahid juga menegaskan bahwa NU Women bukanlah sebuah badan otonom (Banom), tapi menjadi sebuah hub, atau sekretariat bersama, dimana stakeholdernya adalah semua Banom NU yang ada saat ini.

Sejauh ini, NU Women sudah memiliki blueprint dan roadmap 'Gerakan Perempuan NU Satu Abad Mendatang' yang telah disusun dan disepakati bersama di Jakarta, baru-baru ini. Blueprint ini adalah buku induk NU Women dalam perencanaan program strategis jangka pendek, menengah dan jangka panjang, yang diimplementasikan oleh gerakan perempuan di dalam struktur PBNU selama satu abad ke depan.

Untuk mempertegas komitmen ini dan sebagai ajang untuk memperkuat semua stakeholder untuk mendukung gerakan bersama, NU Women menyelengarakan NU Women Festival, bertema “Perempuan NU, berdaya dan berkarya”, yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 15 Oktober 2022 di Ballroom Utama, Graha Pertamina, Jln. Medan Merdeka Timur Jakarta Pusat.

NU Women Festival akan diisi dengan Peluncuran “Satgas NU Women” juga Deklarasi “Menentang Segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Masyarakat” juga Penyerahan Beasiswa Pendidikan “99 Santriwati Berprestasi”.

Selain dihadiri Ketua Organizing Committee (OC) NU Women, Yenny Wahid dan Ketua Umum PBNU beserta Rais Amm NU, hadir juga sebagai Keynote Speech, Ibu Shinta Nuriyah Wahid dan Menteri BUMN Erick Thohir.

NU Women Festival juga diisi dengan NU Women Talk "Perempuan NU & Kepemimpinan Masa Depan, dengan testimony dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Menteri Lingkungan dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya dan Menteri PPA Bintang Puspayoga jugga didaulat sebagai narasumber dalam sesi ini. Hadir pula Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny William, dan Jamsheed M. Kazi dari UNI Women.

Acara Peragaan Kerudung Nusantara juga dihelat dalam festival ini, sebelum Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina memberi pengutan dalam sesi NU Women Talk 1 "NU Women, Kemandirian Ekonomi dan Lingkungan Keberlanjutan.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, juga turut menjadi keynote speaker pada sesi NU Women Talk 2, yang berbicara mengenai perlindungan hak - hak perempuan.