Barat Berencana Tingkatkan Bantuan Pertahanan Udara, Rusia Hujani 40 Kota Ukraina dengan Rudal
Dampak pemboman Rusia terhadap Mykolaiv. (Wikimedia Commons/State Emergency Service of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Rudal Rusia menghantam lebih dari 40 kota besar dan kecil di Ukraina, kata para pejabat pada Kamis, saat pertemuan sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Belgia, mengungkap rencana untuk meningkatkan pertahanan udara Eropa, setelah memberikan lebih banyak bantuan militer ke Kyiv.

Dalam 24 jam terakhir, rudal Rusia menghantam lebih dari 40 pemukiman, sementara angkatan udara Ukraina melakukan 32 serangan terhadap 25 target Rusia, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

Kota pelabuhan selatan Mykolaiv berada di bawah pemboman besar-besaran, kata pejabat setempat.

"Diketahui bahwa sejumlah objek sipil terkena," kata gubernur regional Vitaly Kim dalam sebuah unggahan media sosial, seperti melansir Reuters 13 Oktober.

Rusia juga menargetkan pemukiman di wilayah ibukota Ukraina Kyiv, di mana tiga serangan pesawat tak berawak menghantam infrastruktur penting pada Kamis pagi, kata pemerintah wilayah itu di Telegram.

Gubernur wilayah Kyiv Oleksiy Kuleba mengatakan, berdasarkan informasi awal serangan itu disebabkan oleh amunisi 'berkeliaran' buatan Iran, yang sering dikenal sebagai 'drone kamikaze'.

serangan udara rusia di mykolaiv
Dampak pemboman Rusia terhadap Mykolaiv. (Wikimedia Commons/National Police of Ukraine

Terpisah, rudal menghantam sekitar 30 gedung dan rumah bertingkat, jaringan pipa gas dan saluran listrik di kota Nikopol di wilayah Dnipropetrovsk, menyebabkan lebih dari 2.000 keluarga tanpa listrik, gubernur regional Dnipropetrovsk Gubernur Valentyn Reznichenko menulis di Telegram.

Janji baru NATO mendorong Moskow untuk memperbarui peringatan, bantuan negara-negara Barat menjadikan mereka "pihak langsung dalam konflik" dan mengakui Ukraina ke aliansi militer Barat NATO dapat memicu Perang Dunia Ketiga.

"Kyiv sangat menyadari bahwa langkah seperti itu akan berarti jaminan eskalasi ke Perang Dunia Ketiga," wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Alexander Venediktov, mengatakan kepada kantor berita negara TASS.

Diketahui, Moskow telah berulang kali membenarkan invasi 24 Februari yang telah menewaskan puluhan ribu orang, dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus, mengatakan ambisi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi itu merupakan ancaman bagi keamanan Rusia.

Sementara, NATO tidak mungkin dengan cepat mengizinkan Ukraina untuk bergabung, lantaran keanggotaannya selama perang yang sedang berlangsung dapat menempatkan Amerika Serikat dan sekutunya ke dalam konflik langsung dengan Rusia.