Balasan NasDem ke Hasto PDIP Soal "Biru" Lepas dari Jokowi: Politik Rendahan Tidak Elegan!
Presiden Jokowi (kedua kiri) bersama Ketum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) di Kongres II Partai NasDem di Jakarta pada 11 November 2019. (ANTARA-Indrianto E S)

Bagikan:

JAKARTA - Deklarasi Partai NasDem mengusung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 berbuntut pada posisi tawar partai berlambang lingkaran biru bersiluet itu di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dipersoalkan PDI Perjuangan (PDIP). Hubungan NasDem-PDIP pun menjadi memanas.

Berawal ketika Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengeluarkan pernyataan soal "biru" lepas dari koalisi karena sudah mempunyai capres sendiri. Menurut politikus Partai NasDem, Bestari Barus, Hasto sedang memainkan politik rendahan usai mengeluarkan statemen "biru" yang identik dengan warna Partai NasDem itu.

“Itu merupakan politik rendahan yang sama sekali tidak elegan. Dengan pernyataan ini terlihat kualitas dari Bung Hasto seperti apa,” ujar Bestari di Jakarta, Kamis, 13 Oktober.

Selain itu, menurut Bestari, pernyataan-pernyataan Hasto belakangan ini juga seperti menutupi lambannya PDIP dalam mengusung Capres 2024. Jika Hasto khawatir terhadap permasalahan bangsa, kata dia, segera saja deklarasikan Capres 2024 dari PDIP.

“Jangan malah mencampuri capres dan urusan partai lain,” tegas Bestari.

Lebih lanjut, Bestari mengungkapkan, mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024 merupakan suatu keniscayaan bagi Partai NasDem.

"Karena pemilu mendatang mengharuskan bagi partai politik untuk melakukan penjaringan hingga memutuskan satu nama yang diusung sebagai capres. Partai NasDem akhirnya mengusung Anies Baswedan sebagai capres untuk Pilpres 2024," ungkap Bestari.

Bestari pun mengingatkan, tidak ada koalisi pemerintahan yang abadi. Lagipula, kata dia, untuk menentukan satu nama juga membutuhkan waktu yang cukup panjang.

"Tidak ujug-ujug. Lagi pula batas koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin kan sampai 2024," ucap Bestari.

Bestari menegaskan, dalam memilih capres, Partai NasDem tidak sekadar menunjuk petugas partai. Tapi juga memberikan keleluasaan bagi sang capres yang diusung untuk memilih cawapresnya.

"Untuk 2024 ke 2029 tentu Partai NasDem butuh waktu yang cepat, supaya bisa menemukan figur terbaik untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan. NasDem mencari pemimpin nasional bukan sekadar petugas partai," tegasnya.

"Perlu digarisbawahi Anies itu untuk periode 2024-2029. Jadi, tidak ada kaitannya dengan koalisi hari ini, karena 2024 tongkat estafet perlu diberikan kepada yang lain," tandasnya.

Seperti diketahui setelah pernyataan Hasto soal "biru", Partai NasDem meresponsnya dengan menyebut Anies Baswedan yang didukung dalam Pilpres 2024 merupakan antitesis Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan politikus Prtai NasDem, Zulfan Lindan.