Bagikan:

JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan 2013-2014 Muhammad Chatib Basri menilai langkah pemerintah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai kebijakan yang tepat.

Dia menyarankan beban subsidi BBM sebaiknya difokuskan pada sektor yang lebih penting.

"Daripada memberikan subsidi BBM ke masyarakat menengah atas, menaikkan harga BBM menjadi keputusan yang tepat. Saya apresiasi pemerintah meng-adjust fuel price,” kata Chatib, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu 12 Oktober.

Chatib mengatakan keputusan yang diambil pemerintah tersebut sudah tepat, meskipun tidak mudah. Penyesuaian harga BBM, kata dia guna memastikan bahwa kualitas belanja pemerintah terjamin.

Diketahui, pemerintah pada 3 September lalu memutuskan untuk melakukan penyesuaian harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax.

Harga Pertalite dari Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liter. Lalu harga Solar dipatok menjadi Rp6.800 per liter dari sebelumnya Rp5.150 per liter. Sedangkan harga Pertamax naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala itu menuturkan, keputusan tersebut menjadi pilihan terakhir pemerintah lantaran anggaran subsidi membengkak  tiga kali lipat, dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun. Nominal tersebut diperkirakan bakal terus meningkat.

Selain itu, dia mengungkapkan bahwa lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu, yakni pemilik mobil pribadi.

“Mestinya uang pemerintah itu diberikan untuk subsidi bagi masyarakat kurang mampu. Subsidi harus menguntungkan masyarakat kurang mampu,” ujar Jokowi kala itu.