Alasan Kemenlu Belum Terbitkan <i>Travel Warning</i> Bagi Wisatawan China
Konferensi Pers Travel Advisory ke China di Kementerian Luar Negeri (Diah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah belum mengeluarkan larangan kunjungan atau Travel Warning bagi wisatawan asing, khususnya yang berasal dari China untuk datang ke Indonesia. Terlebih sebagai antisipasi penyebaran virus corona yang terjadi di Kota Wuhan. 

Pemerintah melalui kementerian Luar Negeri (Kemlu) baru menerbitkan Travel Advisory atau imbauan, agar wisatawan Indonesia mempertimbangkan kembali rencana perjalan ke China. Pertimbangan ini dikeluarkan seraya keputusan dari badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) yang belum menetapkan virus corona sebagai darurat kesehatan global. 

"Kita tidak memberikan semacam travel banned namun lebih ke arah travel advisory," kata Plt Juru Bicara Kemlu Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah di Gedung Kemlu, Jakarta Pusat, Senin, 27 Januari. 

"Kita memberikan peringatan dan saran atau bagi mereka yang ingin berpergian ke Tiongkok untuk meningkatkan perhatian dan menghindari wilayah yang terpapar atau berpotensi terpapar oleh virus corona," lanjut dia. 

Wilayah-wilayah yang menjadi sasaran travel advisory ini, kata Faizasyah, akan terus diperbaharui dalam aplikasi Save Travel. Aplikasi ini memberikan penjelasan mengenai status kondisi suatu negara, termasuk dari aspek tingkat kesehatan. 

Karena belum ada larangan, antisipasi penyebaran virus corona oleh pemerintah China sejauh ini berupa pendeteksi kesehatan dan suhu tubuh yang ketat pada orang-orang yang keluar dari wilayah Tiongkok. Hal ini untuk mencegah penderita penyakit virus corona keluar dari kawasan tersebut. 

Selain itu, seluruh bandar udara internasional di Indonesia juga telah mengaktifkan sistem thermo scanner atau alat pemindai suhu tubuh. Penggunaan alat ini dilakukan sebagai upaya pertama pendeteksian kesehatan, bagi wisatawan maupun warga Indonesia yang kembali pulang dari luar negeri. 

Meski begitu, Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengaku alat pendeteksi suhu di bandara belum bisa mendeteksi orang yang kondisinya dalam masa inkubasi sebelum positif mengidap penyakit virus korona. 

"Untuk inkubasi memang tidak bisa kita detect, ketika suhunya di bawah 38 kita tidak bisa detect," ucap Achmad. 

Oleh karenanya, semua orang yang datang ke bandara setelah melakukan perjalanan diberikan health alert card. Jika merasa sakit, orang pemegang health alert card tersebut bisa menyertakan kartu kesehatan tersebut saat ke rumah sakit. 

Sebagai informasi, hingga tanggal 26 Januari, pemerintah Tiongkok memberi informasi sudah ada 2.762 pasien positif terinfeksi virus corona, 80 orang telah meninggal dunia. Kemudian, sebanyak 5.764 pasien masih terduga atau suspect penderita virus corona. 

Pemerintah RRT melakukan karantina terhadap 15 kota di provinsi Hubei. Sementara, jumlah WNI, baik pekerja dan mahasiswa yang tinggal di wilayah karantina sebanyak 243, tersebar di Wuhan, Xianing, Xuangxi, Jingzu, Xianyang, dan Xian.