Bagikan:

YOGYAKARTA – Perjalanan karier Heru Budi Hartono mendapat sorotan setelah ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan.

Seperti diketahui, Heru Budi mengganti posisi Gubernur DKI dalam sidang Sidang Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin secara langsung oleh Presiden pada Jumat, 7 Oktober lalu. Sebelumnya ia menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) sejak 20 Juli 2017.

Perjalanan Karier Heru Budi Hartono

Heru Budi Hartono lahir di Medan, Sumatera Utara pada 13 Desember 1965. Ia lahir dari pasangan R. Moelyoto dan Suhartiyah. Selain profil Heru Budi Hartono, kariernya juga mendapat sorotan dari masyarakat.

Perjalanan Karier Heru Budi Hartono di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang cukup lama. Ia tercatat pernah menduduki beberapa jabatan penting. Artinya ia bukan orang baru di lingkungan Pemprov DKI.

Di awal kariernya, Heri menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pada tahun 1993 ia menjabat sebagai Staf Khusus (Stafsus) Wali Kota Jakarta Utara. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1995, ia naik jabatan menjadi Kepala Sub-bagian Sarana dan Prasarana Kota Jakarta Utara pada tahun 2002.

Kiprah Heru di Jakarta Utara terus berlanjut sampai 2008. Kala itu ia menduduki kursi Kepala Bagian Umum. Perjalanannya kembali naik.

Pada tahun 2013, Heru berkantor di Balai Kota karena ditunjuk sebagai Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi DKI Jakarta.

Saat Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Heru ditunjuk menjadi Walikota Jakarta Utara pada 2014. Dikutip dari utara.jakarta.go.id, penunjukkan Heru dilakukan karena ia mengetahui pengetahuan yang luas atas Jakarta Utara sehingga diyakini mampu menyelesaikan persoalan yang ada.

Perjalanan Heru sebagai Walikota Jakarta Utara berhenti pada 2 Januari 2015. Meski begitu kariernya tetap berjalan. Ia kemudian diangkat menjadi Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta untuk periode 2015 hingga 2017.

Selama berkarier di lingkungan Pemprov DKI, Heru tak hanya dekat dengan Jokowi. Ia juga dekat dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Saat itu ia bahkan sempat didapuk mendampingi Ahok menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta di Pilkada DKI 2017.

Kala itu Ahok berencana mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI dengan jalur independen. Namun niatan tersebut urung setelah Ahok memutuskan maju lewat jalur partai politik. Sedangkan calon Wakil Gubernur yang mendampinginya adalah Djarot Saiful Hidayat.

Perjalanan karier alumnus Universitas Krisna Dwipayana itu mendeg begitu saja. Pada pertengahan 2017 ia kemudian ditunjuk menjadi Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) di era Joko Widodo. Keputusan tersebut disampaikan lewat Sidang Tim Penilai Akhir (TPA).

Jabatan Heru sebagai Kasetpres berakhir setelah lima tahun berjalan. Ia kini ditunjuk sebagai Pj Gubernur Jakarta menggantikan Anies Baswedan yang lengser menjadi Gubernur pada  16 Oktober lalu.

Presiden Jokowi menunjuk Heru Budi Hartanto bukan tanpa alasan. Presiden bahkan mengaku tahu rekam jejak Heru selama berkarier.

"Saya kan sudah kenal Pak Heru lama sekali, sejak jadi Wali Kota di DKI, kemudian waktu memegang badan keuangan. Saya tahu betul rekam jejak secara bekerja, kapasitas, kemampuan, saya tahu semuanya," jelas Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin, 10 Oktober.

Heru juga dianggap cakap dalam berkomunikasi dengan pihak lain. Oleh karenanya ia dipercaya akan menjalin kepercayaan antara Pemprov DKI dengan DPRD DKI, pemerintah pusat, lembaga, dan masyarakat lainnya.

Itulah informasi terkait perjalanan karier Heru Budi Hartono. Untuk mendapatkan informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.