Bagikan:

JAKARTA - Kita tahu bahwa reptil kecil, seperti kadal, tokek, atau cicak memiliki kemampuan luar biasa memutus dan menumbuhkan kembali ekornya. Kemampuan ini digunakan sebagai sistem perlindungan diri di alam liar. Namun ternyata reptil ini bukan satu-satunya hewan di keluarga amniote dengan kemampuan meregenerasi pelengkap. Aligator juga memiliki kemampuan itu.

Kelompok ilmuwan dari Arizona State University dan Lousiana Department of Wildlife and Fisheries mendapati aligator remaja nyatanya juga memiliki kemampuan untuk menumbuhkan kembali ekornya hingga 9 inci atau 18 persen dari total panjang tubuhnya.

Tercatat dalam studi baru di Scientific Reports, para ilmuwan menggunakan teknik pencitraan canggih. Teknik itu dikombinasikan dengan metode yang telah teruji untuk memelajari organisasi anatomi dan jaringan ekor aligator.

Lewat kombinasi teknik dan metode itu para peneliti menemukan bahwa ekor aligator yang tumbuh kembali memiliki kerangka tulang rawan pusat tanpa tulang. Hal itu menunjukkan fitur regenerasi dan perbaikan luka di dalam sistem tubuh aligator.

Ekor aligator Amerika (alligator mississippiensis) terbukti berpotensi tumbuh kembali. Gambar sinar-X menunjukkan tulang berupa struktur tersegmentasi putih dan tulang rawan berstruktur pusat abu-abu kurang cerah.

Regenerasi ekor aligator (dok. Ruth elsey/Louisiana Departement of Wildlife and Fisheries)

"Kerangka yang tumbuh kembali dikelilingi oleh jaringan ikat dan kulit tetapi tidak memiliki otot rangka (yang mana ekor kadal dapat beregenerasi dengannya)," Kenro Kusumi, rekan penulis studi senior dan profesor dan direktur Sekolah Ilmu Kehidupan ASU dan dekan asosiasi di College dari Liberal Arts and Sciences, kepada CNN, dikutip Rabu, 2 Desember.

Bahkan ekor yang tumbuh kembali tanpa otot sangat penting bagi predator besar, tambah Kusumi. Tim peneliti mengatakan bahwa memahami batasan ini dapat membantu dalam mengembangkan terapi regeneratif pada manusia.

"Kami tahu bahwa manusia --yang tidak mampu beregenerasi-- memiliki sel dan jalur yang sama yang digunakan untuk beregenerasi pada hewan lain ini," Jeanne Wilson-Rawls, rekan penulis studi senior dan profesor madya di Sekolah Ilmu Kehidupan ASU.

"Jika hewan berkaki panjang yang sangat besar ini memiliki kemampuan ini, dapatkah kita memanfaatkan ini untuk membantu orang yang kehilangan anggota tubuh atau korban luka bakar yang membutuhkan regenerasi kulit?"

Kusumi dengan cepat menambahkan bahwa harapan bahwa mungkin manusia bisa memilikikemampuan seperti aligator atau reptil lainnya bukanlah sesuatu yang akan terjadi besok. Tapi mungkin saja bisa terjadi pada akhir abad ini.

Aligator adalah garis keturunan reptil kuno, yang memiliki nenek moyang yang sama dengan burung sekitar 245 juta tahun lalu, saat dinosaurus non-unggas mendominasi Bumi. Ada bukti fosil aligator purba dari periode Jurassic yang juga memiliki ekor yang beregenerasi.

Penemuan ini juga menimbulkan pertanyaan apakah di luar sana ada fosil dinosaurus, yang garis keturunannya mengarah ke burung modern, dengan ekor yang dapat tumbuh kembali. 

"Kami belum menemukan bukti sejauh ini dalam literatur yang diterbitkan."

Tim peneliti mencatat sejauh ini mereka hanya dapat mengamati regenerasi ekor aligator. Mengingat bahwa aligator adalah spesies terancam punah, studi lebih lanjut tentang bagaimana proses regenerasi ekor aligator bekerja mungkin menantang, tetapi dapat memberikan beberapa informasi yang berguna.