Polri Selidiki Insiden Penggerudukan Rumah Ibu Mahfud MD
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono (Foto: Humas Polri)

Bagikan:

JAKARTA - Polisi menegaskan sudah mengambil langkah penyelidikan terkait insiden penggerudukan rumah orangtua Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Selasa, 1 Desember.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono mengatakan saat ini pihaknya tengah mengumpulkan alat bukti dan keterangan saksi-saksi.

"(Kami sedang) Melakukan penyelidikan awal, mengumpulkan data termasuk melakukan klarifikasi ke beberapa orang," ujar Brigjen Awi Setiyono kepada wartawan, Rabu, 2 Desember.

Proses penyelidikan awal ini, kata Awi, dilakukan oleh Polres Pamekasan dan Polda Jawa Timur. Nantinya dari hasil penyelidikan itu baru akan ditentukan langkah selanjutnya.

Selain itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta juga akan berkomunikasi dengan seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat Madura. Dalam pertemuan itu akan membahas soal penyebab terjadinya insiden tersebut.

"Sehingga dengan kegiatan ini sekalian mencari pokok permasalahan di sana. Sehingga ke depan Madura bisa dalam keadaan kondusif," kata Awi.

Sebelumnya, aksi penggerudukan itu viral di media sosial. Massa yang terekam dalam rekaman video didominasi para pria berbaju muslim.

Dalam video itu terdengar seorang narator menjelaskan bahwa video diambil di depan rumah Mahfud MD di Pamekasan, Madura.

"Rumah Mahfud MD yang di Madura, Pamekasan, digerebek massa," kata narator dalam video itu.

Sementara melalui Twitter pribadinya @mohmahfudmd, Mahfud mengatakan massa tersebut bukan mengganggu dirinya sebagai Menko Polhukam tetapi telah mengganggu ibunya yang tinggal di rumah tersebut.

"Kali ini mereka mengganggu ibu saya, bukan menggangu Menko Polhukam," kata Mahfud seperti dikutip dari cuitannya yang diunggah pada Selasa, 1 Desember.

Mahfud mengatakan, dirinya selalu berupaya untuk menghindar untuk mengambil tindakan terhadap orang-orang yang menyerangnya. Hal ini dilakukannya untuk mencegah dianggap publik sebagai pejabat publik yang egois dan sewenang-wenang.

Namun, karena dirinya merasa massa tersebut telah mengganggu ibunya, maka dia siap mengambil tindakan.

"Saya selalu berusaha menghindar untuk menindak orang yang menyerang pribadi saya karena khawatir egois dan sewenang-wenang karena saya punya jabatan. Saya siap tegas untuk kasus lain yang tak merugikan saya," ungkapnya.