Bagikan:

JAKARTA - Adik kandung Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Siti Marwiyah angkat bicara mengenai peristiwa penggerudukan yang dilakukan sekelompok massa di rumah yang ditinggali ibunya di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Kata dia, saat peristiwa itu terjadi, rumah tersebut hanya ditinggali oleh ibundanya yang berusia 90 tahun dan kakak sulungnya dengan usia 70 tahun bersama dengan dua perawat serta seorang asisten rumah tangga.

"Ibu ini usianya sudah 90 tahun dan di rumah ini hanya tinggal berdua plus dua perawat yang merawat ibu, bantu ibu saya dan satu pembantu," kata Siti dalam sebuah rekaman video yang diterima wartawan, Rabu, 2 Desember.

Saat kejadian itu, ibunya yang sudah lanjut usia merasa takut melihat tempat tinggalnya didatangi sekelompok orang. Setelah mengetahui kondisi tersebut, Siti yang tinggal di Surabaya segera berangkat ke Pamekasan.

Penuturan Siti, ibunya ketika itu baru selesai melaksanakan salat zuhur dan tengah beristirahat di rumah. Namun, sang ibu dikagetkan dengan massa yang tiba-tiba menggeruduk rumah yang ditinggalinya

Siti mengatakan, massa yang berkumpul rata-rata menggunakan pakaian serba putih dan sarung. Mereka memaksa masuk ke area rumah dan menggedor-gedor pagar dan pintu rumah sambil berteriak-teriak.

"Ibu merasa takut," ungkapnya.

"Jadi di sini memang penghuninya yang tinggal perempuan semua, dua perawat juga perempuan, semua kejadian kemarin memang mencekam lah untuk kami, perawat juga telepon, umumkan bahwa di luar itu ramai," imbuhnya.

Setelah itu, polisi langsung mendatangi rumah Mahfud tersebut dan melakukan penjagaan. 

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD sudah angkat bicara perihal penggerudukan ini. 

Melalui Twitter pribadinya @mohmahfudmd, Mahfud mengatakan massa tersebut bukan mengganggu dirinya sebagai Menko Polhukam tetapi telah mengganggu ibunya yang tinggal di rumah tersebut.

"Kali ini mereka mengganggu ibu saya, bukan menggangu Menko Polhukam,” kata Mahfud seperti dikutip dari cuitannya yang diunggah pada Selasa, 1 Desember.

Mahfud mengatakan, dirinya selalu berupaya untuk menghindar untuk mengambil tindakan terhadap orang-orang yang menyerangnya. Hal ini dilakukannya untuk mencegah dianggap publik sebagai pejabat publik yang egois dan sewenang-wenang.

Namun, karena dirinya merasa massa tersebut telah mengganggu ibunya, maka dia siap mengambil tindakan.

"Saya selalu berusaha menghindar untuk menindak orang yang menyerang pribadi saya karena khawatir egois dan sewenang-wenang karena saya punya jabatan. Saya siap tegas untuk kasus lain yang tak merugikan saya," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, beredar video berdurasi 28 detik di aplikasi perpesanan yang memperlihatkan massa yang didominasi para pria berbaju muslim mendatangi sebuah rumah. Dalam video itu terdengar seorang narator menjelaskan bahwa video diambil di depan rumah Mahfud MD di Pamekasan, Madura.

"Rumah Mahfud MD yang di Madura, Pamekasan, digerebek massa," kata narator dalam video itu.