Teror Pembantaian Satu Keluarga di Sigi, Mahfud MD: Ini Bukan Perang Suku Apalagi Agama
Menko Polhukam Mahfud MD (DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan peristiwa pembunuhan terhadap empat warga dan pembakaran rumah di Sigi, Sulawesi Tengah tidak berkaitan dengan suku dan agama.

Mahfud meminta, tindak kekerasan yang dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora tidak disangkutkan dengan agama tertentu.

"Peristiwa ini bukan perang suku apalagi agama. Peristiwa ini dilakukan oleh kelompok kejahatan yang bernama MIT yang dipimpin Ali Kalora dan tidak bisa disebut mewakili agama tertentu," kata Mahfud dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Senin, 30 November.

Dia menegaskan, tindakan yang dilakukan oleh Ali Kalora, cs ini sebenarnya sebuah upaya untuk melakukan teror dan menciptakan suasana tidak kondusif yang berujung kekacauan serta perpecahan.

Mahfud meminta agar seluruh tokoh agama dapat menyampaikan pesan perdamaian, "Karena sejatinya agama apapun hadir di dunia ini untuk membangun perdamaian dan persaudaraan," ujarnya.

Dia mengatakan pemerintah akan terus mengambil tindakan tegas terhadap kelompok ini melalui Satuan Tugas Operasi Tinombala. Satgas ini, sambungnya, telah diperintah untuk terus melalukan pengejaran dan pengepungan terhadap kelompok MIT.

"Pemerintah juga telah memerintahkan kepada aparat keamanan untuk memperkuat dan memperketat penjagaan serta pengamanan terhadap warga dari ancaman terorisme dan pihak yang ingin mengacau keamanan serta ketertiban di wilayah tersebut," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Satgas Operasi Tinombala terus memburu terduga pelaku kekerasan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora.

“Sekarang sedang kami pelajari dengan pengintaian kemudian lewat lain sebagainya. Kami berusaha terus mengejar mereka,” kata Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, di Palu, dilansir Antara, Minggu, 29 November.

Ia mengatakan personel TNI yang terlibat dalam Satgas Tinombala dilengkapi pasukan mengejar, intel, dan pasukan Satgas teritorial.

“Tugas kami adalah memperkuat pasukan Tinombala yang saat ini dipimpin oleh Bapak Kapolda dan saya sebagai wakilnya dan sejauh ini menurut saya sinergitas TNI-Polri sangat efektif sehingga membuat kelompok MIT Poso terdesak sehingga mereka merasa terancam dan melakukan jalur yang lain,” katanya.

Dia mengimbau kepada semua pihak dan masyarakat untuk bisa bekerja sama agar perburuan terhadap kelompok sipil bersenjata MIT Poso bisa segara berakhir dan masyarakat bisa beraktivitas dengan tenang.

“Saya mengimbau, tolonglah masyarakat jangan lagi membantu mereka dengan menyiapkan bahan makanan, menyiapkan informasi dimana keberadaan pasukan TNI-Polri yang mengejar mereka,” katanya.

“Itu stop sudah, karena bisa dilihat bagaimana kekejaman MIT itu melakukan tindakan kekerasan, membunuh, membakar orang, merampok dan membakar rumah, itu sangat keterlaluan,” katanya.