JAKARTA - Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengutuk pembantaian satu keluarga serta pembakaran sejumlah rumah warga dan satu tempat ibadah warga Nasrani di Sigi, Sulawesi Tengah yang dilakukan oleh kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT).
"Kejadian ini mempertontonkan perilaku barbar dan biadab yang harus dikecam oleh semua orang beradab," kata Humas PGI Philip Situmorang dalam keterangannya, Sabtu, 28 November.
Pada peristiwa ini, PGI mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk mengusut tuntas kasus ini segara mungkin. PGI juga meminta pemerintah menangkap dan menindak tegas para pelaku pembantaian.
"Selain itu, perlu dikordinasikan tindakan cepat untuk memulihkan trauma keluarga korban dan masyarakat sekitar, serta memberikan jaminan keamanan dan ketentraman bagi masyarakat agar tidak ada lagi ancaman teror," jelas Phillip.
PGI mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, memelihara kerukunan dan persaudaraan, sambil sepenuhnya mendukung upaya pemerintah untuk menangani kasus ini.
BACA JUGA:
PGI juga mendorong peran tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersikap proaktif dalam penanggulangan gerakan ekstremisme yang melegalkan cara-cara terror yang menodai nilai-nilai luhur agama maupun kebangsaan.
Lebih lanjut, PGI turut mangajak setiap keluarga Kristen untuk menyalakan satu lilin Adven di awal rangkaian Minggu Adven.
"Lilin ini menandakan bahwa harapan tak akan pernah pudar di tengah prahara, serta menaikan doa syafaat bagi para korban serta keluarga korban pembantaian," jelas Phillip.
Diketahui sebelumnya, terjadi pembantaian terhadap sebuah keluarga di Pegunungan Kebun, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah oleh Kelompok MIT.
Menurut keterangan saksi bernama Ulin, pembantaian terjadi pada Jumat, 27 November, sekitar pukul 09.00 WITA. Kemudian, laporan ini sampai ke pihak kepolisian pada pukul 13.00 WITA.
Ada empat orang yang meninggal dunia akibat pembantaian satu keluarga ini. Keempat korban pembantaian bernama Yasa, Pinu, Naka, dan Pedi. Keempat orang ini adalah keluarga Ulin yang menjadi saksi pelaporan.
Laporan yang didapat, kelompok MTI mendatangi rumah Ulin di Pegunungan Kebun sekitar pukul 09.00 WITA. Mereka menyandera keluarga Ulin yang berhasil kabur. Yasa, Ayah Ulin dan Pinu, suami Ulin tewas dengan cara kepala dipenggal. Lalu, kematian Naka dan Pedi belum diketahui sebabnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono menyebut bahwa kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT) tidak hanya membantai warga, namun juga melakukan pembakaran.
Kata Awi, pada hari Jumat, 27 November, Polsek Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah mendatangi tempat kejadian perkara setelah mendapat laporan ada pembantaian satu keluarga. Saat di lokasi, polisi juga menemukan rumah yang telah dibakar.
"Sesampai di TKP pada Jumat, 27 November sekitar pukul 13.00 WIB, anggota Polsek Palolo menemukan 4 Mayat dan 7 rumah warga dalam kondisi terbakar," kata Awi.