Khamenei Pasang Badan untuk Pasukan Keamanan Iran Tangani Protes Kematian Amini, Presiden Biden: Kami akan Minta Pertanggungjawaban
Unjuk rasa akibat kematian Mahsa Amini di Iran. (Wikimedia Commons/Darafsh)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden memastikan pihaknya akan meminta pertanggungjawaban pejabat Iran, sekaligus mengenakan 'biaya' lebih lanjut, seiring dengan kekerasan oleh aparat keamanan Iran dalam menangani aksi protes kematian Mahsa Amini.

Dalam sebuah pernyataan Presiden Biden mengatakan, dia sangat prihatin dengan laporan tentang tindakan keras yang intensif terhadap pengunjuk rasa damai di Iran, berjanji akan memberikan tanggapan cepat.

"Pekan ini, Amerika Serikat akan mengenakan biaya lebih lanjut pada pelaku kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai. Kami akan terus meminta pertanggungjawaban pejabat Iran dan mendukung hak-hak warga Iran untuk memprotes secara bebas," kata Presiden Biden, melansir Reuters 4 Oktober.

Sebelumnya, pemimpin tertinggi Iran memberikan dukungan penuhnya kepada pasukan keamanan, untuk menangani protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan, komentar yang dapat menandai tindakan yang lebih keras untuk memadamkan kerusuhan lebih dari dua minggu sejak dia meninggal.

Dalam pidato pertamanya yang membahas kematian wanita berusia 22 tahun itu, setelah ditangkap karena mengenakan pakaian yang dianggap tidak pantas, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan kematian Amini "sangat menghancurkan hati saya" dan menyebutnya sebagai "insiden pahit" yang diprovokasi oleh musuh-musuh Iran.

"Tugas pasukan keamanan kami, termasuk polisi, adalah untuk memastikan keselamatan bangsa Iran. Mereka yang menyerang polisi membuat warga Iran tak berdaya melawan preman, perampok, dan pemeras," kata Khamenei.

Pihak berwenang Iran telah melaporkan banyak anggota pasukan keamanan tewas selama kerusuhan, yang telah meningkat menjadi pertunjukan oposisi terbesar terhadap pemerintah Iran dalam beberapa tahun, dengan banyak yang menyerukan diakhirinya lebih dari empat dekade pemerintahan ulama.

Khamenei mengatakan, pasukan keamanan telah menghadapi "ketidakadilan" selama protes.

"Dalam insiden baru-baru ini, di atas semua pasukan keamanan termasuk polisi dan Basij, serta rakyat Iran, yang dirugikan," tuturnya.

"Beberapa orang telah menyebabkan ketidakamanan di jalan-jalan," sebut Khamenei, mengutuk apa yang dia sebut sebagai "kerusuhan" yang direncanakan, menuduh Amerika Serikat dan Israel, musuh bebuyutan Teheran, mengatur gangguan tersebut.

Diketahui, Amini (22) dari Kurdistan Iran, ditangkap pada 13 September di Teheran karena "pakaian yang tidak sesuai" oleh polisi moral dan meninggal dalam tahanan.

Beberapa jam setelah pemakamannya di kota Kurdi Saqez pada 17 September, ribuan orang Iran turun ke jalan di seluruh negeri. Pasukan keamanan, termasuk polisi dan relawan milisi Basij, telah menindak protes tersebut. Kelompok hak asasi menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 130.