Sadar Kalau Pot Beton untuk Jalur Sepeda Permanen Persempit Jalan, Dishub DKI Gunakan <i>Stick Cone</i>
Stick cone untuk jalur sepeda permanen (Foto: Diah Ayu/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kelanjutan pembangunan jalur sepeda pada beberapa titik di Jakarta dibuat secara permanen. Namun, jalur sepeda permanen itu tak lagi menggunakan planter box atau beton berbentuk pot bunga seperti di Jalan Sudirman-Thamrin, melainkan menggunakan stick cone.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, pot beton tak lagi bisa dipasang dalam pembangunan jalur sepeda kali ini. Ia menyadari bahwa pembatas beton tersebut justru mempersempit jalan.

"(Jalur sepeda) permanen) pakai stick cone, bukan pot. Begitu kita gunakan yang seperti di (kawasan Bundaran) HI, itu akan memakan cukup jalan. Stick cone lebih fleksibel, ditanam," kata Syafrin di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 3 Oktober.

Salah satu pemasangan stick cone sebagai penanda jalur sepeda permanen di Jakarta berada di Jalan Salemba Raya. Syafrin menyebut, jalur sepeda di lokasi ini masih memadai untuk dibuat permanen karena jalannya cukup lebar.

Sementara, pada jalan yang ruasnya lebih sempit, Dishub DKI membangun jalur sepeda yang bercampur dengan kendaraan bermotor lainnya dan ditandai dengan marka jalan putus-putus.

"Dari sisi anlisis, di beberapa ruas jalan yang kemudian lebar, jalannya memadai untuk memberikan prioritas kepada pesepeda, kita buatan jalur permanen. Tapi kalau tidak memadai, kita lakukan mix traffic," ungkap Syafrin.

Sebagai informasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melanjutkan pembangunan jalur sepeda pada tahun ini sepanjang 196,45 kilometer. Pembangunan jalur sepeda lanjutan ini mulai dikerjakan pada bulan Agustus hingga Desember 2022.

Hal ini merupakan implementasi dari Kegiatan Strategis Daerah (KSD) Nomor 36 Pengembangan Prasarana dan Sarana Sepeda serta mendukung Program Jakarta Ramah Bersepeda.

Syafrin menyebut, jalur sepeda yang dibangun tahun ini berada pada 26 ruas jalur sepeda terproteksi, berbagi dengan jalan raya, dan jalur sepeda yang berada di trotoar.

"Pembangunan lajur sepeda tahun anggaran 2022 direncanakan sepanjang 196,45 kilometer yang terdiri dari lajur sepeda terproteksi sepanjang 40,06 kilometer, berbagi (share) sepanjang 154,73 kilometer, serta di trotoar atau complete street sepanjang 1,67 kilometer," ucap Syafrin.

Pembangunan jalur sepeda pada tahun ini berada di:

1. Prof. Dr. Satrio-Kampung Melayu (13,50 kilometer).

2. D.I. Panjaitan-Yos Sudarso (23,78 kilometer).

3. Gambir-Cikini-Rasuna (15,44 kilometer).

4. Tugu Tani-Simpang Senen (1,58 kilometer).

5. Simpang Senen-Salemba Raya (5,75 kilometer).

6. Otto Iskandar Dinata (4,33 kilometer).

7. M.T. Haryono-Gatot Subroto-Palmerah (19,25 kilometer).

8. Dr. Sahardjo-Dr. Supomo (9,25 kilometer).

9. Kebayoran Baru Extention (6,63 kilometer).

10. Pattimura-Iskandarsyah Raya (3,77 kilometer).

11. Pejompongan Galunggung (8,75 kilometer).

12. Perintis Kemerdekaan-Simpang Senen (16,79 kilometer).

13. S. Parman (8,41 kilometer).

14. Juanda-Pecenongan (1,74 kilometer).

15. Suryopranoto-Pos (6,36 kilometer).

16. Simpang Rasuna-Ragunan (8,50 kilometer).

17. I Gusti Ngurah Rai (12,74 kilometer).

18. Dewi Sartika (5,54 kilometer).

19. K.H. Mas Mansyur (8,84 kilometer).

20. Cideng Raya (2,32 kilometer).

21. Cikajang (0,64 kilometer).

22. Kapten Tendean (6,63 kilometer).

23. Tentara Pelajar (4,18 kilometer).

24. Trunojoyo (0,94 kilometer).

25. Wolter Monginsidi (1,94 kilometer).

26. Senopati-Suryo (3,00 kilometer).