Pembangunan Jalur Sepeda Jakarta Selama 2022 Capai 70 Persen dari Target 196 Kilometer
ILUSTRASI DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebutkan target pembangunan jalur sepeda sepanjang tahun 2022 mencapai 196 kilometer. Progres pembangunan jalur sepeda dari yang ditargetkan sudah mencapai 70 persen.

"Saat ini (pembangunan jalur sepeda) sudah sekitar 60-70 persen. Kita harapkan di Desember tanggal 20 ini sudah mencapai 100 persen," kata Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 18 November.

Namun, Syafrin memperkirakan pekerjaan pembangunan jalur sepeda tidak bisa mencapai 100 persen. Sebab, ada rencana pemasangan pembatas jalur sepeda berupa stick cone yang tidak jadi dipasang dan butuh dievaluasi kembali.

"Di beberapa titik untuk pemasangan stick cone itu harus dievaluasi karena karakteristik lalu lintas juga berpengaruh terhadap keberadaan stick cone yang dibangun. Jadi, artinya untuk stik cone itu tentu akan terkoreksi angkanya, tidak 100 persen pelaksanaannya," ungkap Syafrin.

Syafrin mengungkapkan, sebelum tahun 2022, jalur sepeda yang telah terbangun sepanjang 103 kilometer. Lalu, dengan adanya penambahan 196 kilometer pada tahun ini, ditargetkan pada akhir Desember 2022 jalur sepeda yang telah terbangun sepanjang 300 kilometer.

Dalam rancangan APBD DKI tahun anggaran 2023, Dishub DKI mengajukan anggaran sebesar Rp7,5 miliar untuk jalur sepeda. Namun, anggaran itu tidak akan digunakan untuk penambahan pembangunan jalur sepeda.

Rinciannya, Dishub DKI mengakukan anggaran Rp2 miliar untuk melakukan evaluasi atau kajian mengenai jalur sepeda yang telah dibangun. Dishub DKI juga mengajukan anggaran RpRp500 juta untuk sosialisasi jalur sepeda di tiap kota administratif, serta Rp5 miliar untuk optimalisasi jalur sepeda yang sudah ada.

"Dengan panjang 300 kilometer (jalur sepeda) ini tentu kita harus melakukan evaluasi secara komprehensif terkait dengan efektivitas bagaimana jalur yang terproteksi itu bisa optimal pemanfaatannya, bagaimana situasi dan kondisi lalu lintas, ini tentu harus dievaluasi sehingga prinsip keselamatan, keamanan, serta kenyamanan seluruh pengguna jalan di Jakarta itu terselenggara dengan baik," jelas Syafrin.