Bagikan:

JAKARTA - Siprus melepaskan burung nasar griffon ke alam liar pada Hari Rabu, dalam upaya terbaru untuk meningkatkan populasi yang dulu berkembang pesat yang sekarang terancam punah oleh keracunan.

Burung pemangsa terbesar di pulau itu telah mengalami penurunan populasi secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir, baik akibat keracunan yang tidak disengaja atau perubahan teknik pertanian yang membuat mereka kekurangan makanan.

Awal tahun ini, populasi burung nasar griffon menderita kerugian besar akibat keracunan, mengurangi jumlahnya menjadi hanya delapan, kata para konservasionis.

Mereka akan bergabung dengan delapan burung nasar dari Spanyol, rumah bagi populasi burung nasar griffon terbesar di Eropa, yang dilepasliarkan pada Rabu di pegunungan utara kota pesisir Limassol.

Mereka membentuk kelompok beranggotakan 15 burung yang dibawa ke pulau itu tahun lalu, dengan tujuh dilepaskan pada pertengahan September. 15 lainnya diharapkan dari Spanyol pada bulan November.

Dalam dekade terakhir, Siprus juga membawa burung nasar griffon dari Kreta.

burung nasar griffon
Burung nasar griffon. (Wikimedia Commons/Artemy Voikhansky)

"Kami hanya memiliki delapan burung karena umpan beracun ditempatkan di pedesaan, terutama untuk membunuh rubah dan anjing,” kata Melpo Apostolidou, koordinator proyek di BirdLife Cyprus, salah satu mitra di bagian proyek 'Life with Vultures' yang didanai Uni Eropa, melansir Euronews 29 September.

Burung-burung dengan nama seperti "Pablo" dan "Zenonas" telah dilengkapi dengan pelacak satelit untuk memantau pergerakan mereka.

Diketahui, burung nasar griffon yang besar, kurus, dan bau memainkan peran penting sebagai 'petugas kebersihan' alam, memakan bangkai dan mengurangi penyebaran penyakit. Tetapi, penggunaan racun terlarang untuk membunuh hama, berdampak negatif pada burung ini.

Nicos Kassinis, seorang petugas senior Cyprus's Game and Fauna Service mengatakan, pihak berwenang mengoperasikan beberapa tempat pemberian makan dan telah membentuk unit anjing yang dilatih untuk mendeteksi umpan beracun.

"Ini masalah serius," katanya.

Konservasionis mengatakan, hanya ketika penggunaan racun ditangani secara efektif, burung dapat mulai berkembang kembali.

"Bahkan jika kami terus membawa burung nasar dari tempat lain, kami hanya menunda kepunahan mereka jika kami tidak melakukan apa pun untuk mengurangi frekuensi insiden keracunan," tegas Apostolidou.