Bagikan:

NTT - Hama belalang telah menjadi musuh utama petani di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menangkalnya, Pemerintah Provinsi NTT menggandeng Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dan tiga kampus di Indonesia.

"Kami bekerja sama dengan pihak FAO dan perguruan tinggi Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institusi Pertanian Bogor melakukan riset untuk penanganan hama belalang kumbara di Sumba," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Joaz Oemboe Wanda dalam keterangan, Minggu 5 Maret, disitat Antara.

Ia mengatakan, hal itu berkaitan dukungan Pemrov NTT untuk penanganan serangan hama belalang kumbara yang kerap menyerang tanaman pertanian di Pulau Sumba.

Wanda mengatakan pihaknya bersama FAO dan perguruan tinggi tersebut melakukan riset atau kajian di lapangan mengenai hama belalang kumbara termasuk ekosistemnya, untuk mendukung penanganan.

Menurut dia, persoalan hama belalang di Pulau Sumba cukup kompleks karena menyangkut ekosistem yang saling berkaitan di dalamnya.

Belalang kumbara, kata dia, biasanya memiliki habitat di daerah yang lembap dan tertutup atau di hutan seperti di Kabupaten Sumba Timur.

Belalang kumbara biasa dimangsa oleh jenis burung tertentu sehingga populasi terkendali, namun ketika populasi burung pemangsa berkurang akibat diburu warga maka populasi belalang semakin bertambah pesat.

"Kondisi yang kompleks seperti ini yang dikaji di lapangan termasuk juga perubahan lingkungan yang terjadi yang membuat belalang bermigrasi untuk mencari tempat makan baru," katanya.

Ia menjelaskan, hama belalang kumbara pada umumnya menyerang tanaman pertanian seperti jagung, tebu, padi, secara menyebar atau sporadis di titik tertentu.

Lebih lanjut, Wanda mengatakan, selain itu, upaya penanganan hama belalang juga dilakukan melalui sinergi bersama kementerian terkait serta empat pemerintah kabupaten di Pulau Sumba.

Pemerintah provinsi, kata dia, juga memiliki satu unit pelaksana teknis perlindungan tanaman di Kecamatan Lewa Sumba Timur yang menyediakan dan mendistribusikan obat-obatan pembasmi hama.

"Langkah-langkah penanganan hama belalang dilakukan secara masif di lapangan sehingga diharapkan ke depan, potensi kerusakan tanaman pertanian dapat diminimalisir," tandasnya.