Bagikan:

KARAWANG - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyebutkan, hama tikus dan kupu-kupu saat ini menyerang ratusan hektare areal persawahan di sejumlah daerah sekitar Karawang.

"Selain kekeringan, persoalan pertanian di Karawang saat ini adalah hama, seperti tikus dan kupu-kupu putih," kata Cellica di Karawang, dikutip dari Antara, Selasa, 5 Agustus. 

Untuk penanganan hama tikus pihaknya tengah melakukan penanganan dengan melalui program rumah burung hantu (rubuha).

Sedangkan untuk kupu-kupu putih, pihaknya mengaku bakal koordinasi dengan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) yang telah melakukan sejumlah inovasi dalam penanganan organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Kami juga dengan para petani tentu akan mengadopsi apa yang menjadi harapan para petani untuk membasmi hama," katanya.

Sesuai dengan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang, hingga Agustus 2023, luas tanaman padi yang terkena serangan OPT tikus mencapai 240 hektare, dan yang terancam seluas 1.789 hektare.

Kemudian luas tanaman padi yang terkena serangan OPT kupu-kupu atau penggerek batang padi seluas 315 hektare, dan yang terancam seluas 2.626 hektare.

Areal sawah yang terkena serangan OPT atau hama itu tersebar di sejumlah kecamatan sekitar Karawang selatan, seperti Kecamatan Jayakerta dan lain-lain.

Menurut Cellica, pengendalian hama adalah kunci dalam memastikan keberhasilan hasil panen pertanian. Apalagi Karawang berkomitmen untuk terus melanjutkan produktivitas padi dengan total 1,2 juta ton per tahun, jadi serangan hama harus segera diatasi.

Sementara itu, pada musim kemarau panjang sebagai dampak El Nino, bupati mengaku telah berkoordinasi dengan Perusahaan Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur terkait ketersediaan air untuk sawah.

"Alhamdulillah, untuk Karawang PJT memastikan suplainya aman sampai Desember dengan cakupan 97,4 mdpl. Jika pun ada penurunan, jumlahnya hanya 1 cm per hari, insya Allah Karawang tidak akan kekurangan air," kata dia.

Selain itu, Pemkab Karawang juga terus memaksimalkan pompanisasi air dari irigasi ke areal persawahan. Namun persoalan yang ditemui ialah sedimentasi lumpur dan sampah. Hal itu diakuinya sedang dalam penanganan.