Bagikan:

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus berupaya menguasai teknologi kunci untuk mengembangkan baterai lithium yang kompatibel dengan kendaraan listrik.

"Agar baterai lithium hasil riset BRIN ini dapat diintegrasikan di kendaraan listrik maka harus dikuasai teknologi kuncinya," kata Kepala Pusat Riset Material Maju BRIN Wahyu Bambang Widayatno dalam keterangannya di Jakarta, Antara, Kamis, 29 September. 

Teknologi kunci tersebut adalah menciptakan desain sel baterai dan material dan membuat manajemen sistem dari baterai agar cocok dengan kendaraan listrik.

Baterai lithium yang dikembangkan BRIN bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baterai dengan kapasitas besar dan ukuran yang relatif kecil dibanding baterai konvensional, dengan memperhatikan aspek keamanan dan harga.

Wahyu menuturkan baterai merupakan komponen utama kendaraan listrik sehingga untuk membuat baterai yang berkualitas, dibutuhkan serangkaian kegiatan riset terkait material, manajemen sistem, dan elektronika. Selain itu, BRIN juga melakukan riset untuk mempercepat waktu pengisian daya baterai.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendorong sektor industri, perguruan tinggi, dan seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama pemerintah berkolaborasi menciptakan kendaraan listrik dengan harga yang lebih ekonomis.

“Kalau harga motor listrik 16 juta dengan kondisi motor yang menarik dan kualitas baterai yang baik, ini akan sangat menarik bagi masyarakat,” kata Menhub saat membuka Indonesia Electric Motor Show 2022 (IEMS 2022) di Jakarta, Rabu lalu. 

Ia menuturkan tiga hal yang harus diupayakan untuk menciptakan kendaraan listrik yang lebih ekonomis adalah membuat baterai dengan harga kompetitif namun memiliki daya jelajah tinggi, memproduksi motor produk dalam negeri dan memperbanyak stasiun pengisian baterai.