Bagikan:

JAKARTA - Stellantis, sebagai salah satu perusahaan otomotif yang berkomitmen pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan, khususnya kendaraan listrik (EV), tengah giat berupaya merancang masa depan yang lebih baik, dengan fokus utama pada pengembangan baterai yang lebih ringan.

Stellantis, yang merupakan induk dari merek-merek ternama seperti Jeep, Peugeot, Alfa Romeo, Fiat, Citroen, dan Lancia, tidak hanya berencana untuk menghadirkan kendaraan listrik, tetapi juga bertujuan untuk mengurangi bobot komponen kunci, yaitu baterai.

Sebagai informasi, baterai merupakan salah satu komponen paling berat dalam kendaraan listrik. Dalam upaya untuk mengatasi hal ini, Stellantis telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi bobot baterai hingga 50 persen pada tahun 2030. Kepala Teknik dan Teknologi Stellantis, Ned Curic, menegaskan komitmennya terhadap tujuan ini.

"Kami menyadari bahwa baterai saat ini terlalu berat, yang pada gilirannya membuat kendaraan terlalu berat. Kami tidak akan mundur dari tantangan ini," ujarnya seperti dilaporkan Autocar, Senin, 11 September.

Tindakan Stellantis bukanlah sekadar retorika. Sebelumnya, perusahaan ini telah menginvestasikan dalam pengembangan teknologi baterai lithium-sulfur yang lebih ringan di fasilitasnya di Silicon Valley, Lytten, AS. Dengan berupaya mengurangi bobot, Stellantis berharap dapat memangkas biaya produksi dan mengurangi emisi karbon dengan menggunakan material yang lebih ringan dibandingkan dengan lithium-ion.

Selain itu, Stellantis juga menjelaskan bahwa mereka sedang mempertimbangkan penggunaan ion natrium sebagai alternatif. Perusahaan ini mengklaim bahwa teknologi ini lebih ekonomis dan saat ini sedang dikembangkan oleh produsen baterai di China, seperti CATL.

Umumnya, produsen otomotif sering menggunakan baterai lithium-iron phosphate yang memiliki bobot yang signifikan. Sebagai contoh, BYD menggunakan baterai ini pada model BYD Seal, di mana paket baterai tersebut menyumbang sekitar 470 kg dari total bobot mobil yang mencapai 1.941 kg.

Untuk mendukung pengembangan baterai masa depan, Stellantis telah mendirikan fasilitas Battery Technology Center di Mirafiori, Turin, Italia. Fasilitas canggih ini merupakan hasil investasi sebesar 40 juta euro dan memiliki tujuan utama untuk memajukan pengembangan dan kinerja paket baterai yang akan digunakan dalam kendaraan listrik masa depan.

Fasilitas Mirafiori yang luasnya mencapai 8.000 meter persegi dan terdiri dari tiga tingkat dilengkapi dengan 32 ruang uji iklim, 24 ruang walk-in untuk pengujian paket baterai, dan 8 ruang khusus untuk menguji sel baterai.

Dengan hadirnya fasilitas ini, Stellantis semakin mantap menjalankan strategi mereka, Dare Forward 2030, yang mencakup rencana untuk meluncurkan 100 persen kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di pasar mobil penumpang Eropa serta 50 persen BEV untuk mobil penumpang dan truk ringan di Amerika Serikat menjelang akhir dekade ini.