Gubernur Jatim Khofifah Wujudkan UMKM Naik Kelas
Gubernur Khofifah (kerudung hijau) di sela kegiatan festival UMKM Kemenkeu Satu Jawa Timur bertajuk, "UMKM Jatim bangkit, Ekonomi Melejit" di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jawa Timur, Rabu (28/9). (ANTARA/ Marul)

Bagikan:

SIDOARJO - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mewujudkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di provinsi setempat naik kelas salah satunya dukungan dan sinergitas berbagai pihak.

"Apa yang sudah dilakukan oleh Kemenkeu Satu melalui festival UMKM ini sesuatu yang perlu kita dukung bersama. Alhamdulillah hari ini kita melakukan proses penguatan sinergi dan kolaborasi yang diharapkan akan menjadi bagian dari seluruh penguatan energi kita untuk bisa membangun percepatan pensejahteraan masyarakat melalui program UMKM Jatim supaya naik kelas," tutur Gubernur Khofifah di sela kegiatan festival UMKM Kemenkeu Satu Jawa Timur bertajuk, "UMKM Jatim bangkit, Ekonomi Melejit" di kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jawa Timur dilansir ANTARA, Rabu, 28 September.

Khofifah mengatakan, sebanyak 120 pelaku UMKM Jatim binaan Kemenkeu Jatim, mengikuti kegiatan tersebut mulai tanggal 28-30 September 2022.

"Kami mengapresiasi dukungan yang diberikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Sekretariat Jenderal Perwakilan Kementerian Keuangan I Jawa Timur kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jatim," ujarnya.

Dia mengatakan, sinergi mewujudkan UMKM yang terus tumbuh dan tangguh sangat diperlukan melalui konsep Pentahelix collaboration antara pemerintah, dunia bisnis, komunitas, perguruan tinggi, media, dan sektor keuangan, menjadi kunci dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM Jawa Timur.

"Ini menjadi bukti bahwa sinergi dan kolaborasi telah dilakukan dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM di Jawa Timur," tuturnya.

Upaya aktif Gubernur Khofifah dan sinergi berbagai pihak itu terbukti meningkatkan kontribusi koperasi dan UMKM terhadap ekonomi Jawa Timur. Pada tahun 2021, Koperasi UMKM Jatim memberikan kontribusi sebesar 57,81 persen terhadap PDRB Jatim atau setara dengan Rp1.418,94 triliun.

Capaian tersebut, lanjutnya, mengalami peningkatan dibandingkan kondisi di tahun 2020 yang mencapai Rp 1.361,39 triliun dengan kontribusi sebesar 57,25 persen dengan jumlah koperasi aktif saat ini sebanyak 22.970. Hal ini semakin menegaskan bahwa koperasi dan UMKM menjadi tulang punggung ekonomi Jawa Timur.

"Sedangkan berdasarkan data Kementerian UMKM RI, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64 juta dengan kontribusi PDRB sebesar 61 persen atau senilai Rp574 triliun. Jumlah yang sangat signifikan. Maka dampaknya juga besar. Jadi UMKM merupakan salah satu motor penggerak ekonomi kita," ujarnya.

Dalam mendukung aspek pemberdayaan koperasi dan UMKM, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjalankan berbagai program dengan pendekatan lima aspek pemberdayaan, yaitu penguatan kelembagaan dan SDM, peningkatan kualitas produk, perluasan akses pembiayaan serta pemasaran.

 

Salah satu pelaku UMKM Produk minuman sarang burung walet, Uly Sarojah menceritakan kesan dan pesan peran pemerintah membantu usahanya menjual minuman sarang burung walet.

Diakui Uly, awalnya sulit mencari pasar ditambah belum memiliki perizinan dan lain-lain. Namun dukungan Dinkop, Kabupaten Gresik penjualan produknya sedikit demi sedikit mulai menemukan titik terang.

"Dibantu pembuatan kelengkapan izin legalitas, membuat Nomor Induk Berusaha (NIB), dan mencari market pasar," ungkapnya.

Usaha minuman sarang burung walet semakin meningkat ketika Uly bertemu dengan Bea Cukai Gresik. Melalui program klinik ekspor, dirinya dibantu membuat NIB untuk bisa memasarkan produk ke luar negeri.

Hasilnya, beberapa negara seperti Hongkong, Cina, Singapura dan Jepang tertarik dengan produk minuman sarang burung walet.

"Melalui bisnis matching, buyer asal Hongkong tertarik dengan produk kami. Oktober 2021, kami ekspor ke Hongkong dengan transaksi senilai Rp800 Juta. Saat ini proses ke negara Jepang," ujarnya.