Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi berharap untuk mengunjungi Rusia dan Ukraina minggu ini, guna melanjutkan pembicaraan tentang situasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

"Ini akan sangat, sangat segera. Kami berharap, bahkan minggu ini jika kami bisa," katanya kepada koresponden TASS di sela-sela sesi tahunan ke-66 Konferensi Umum IAEA, seperti dikutip 28 September.

Mengomentari kemajuan negosiasi tentang menciptakan zona keamanan di sekitar fasilitas nuklir, kepala organisasi internasional mengatakan: "Saya pikir kami membuat kemajuan."

Sebelumnya, Grossi bertemu dengan CEO Rosatom Alexey Likhachev di sela-sela konferensi, membahas rencana untuk membuat zona perlindungan di sekitar PLTN Zaporizhzhia.

Kepala IAEA berpikir itu adalah "langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko kecelakaan nuklir."

Dalam pidatonya di konferensi tersebut, Grossi menyatakan siap untuk melanjutkan diskusi dengan Rusia dan Ukraina mengenai masalah tersebut.

Sebelumnya, Grossi mengatakan dia mengadakan sejumlah pertemuan di sela-sela sesi ke-77 Majelis Umum PBB, termasuk dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membahas pembentukan sebuah zona keselamatan dan keamanan di sekitar PLTN Zaporizhzhia.

Dia juga bertemu dengan Perdana Menteri Ukraina Denis Shmygal dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell.

Selain itu, sekretaris jenderal IAEA melaporkan bahwa badan tersebut berencana untuk memperluas misinya ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia dalam waktu dekat.

Diketahui, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang terletak di Energodar, Ukraina, dikendalikan oleh pasukan Rusia. Ini adalah yang terbesar dari jenisnya di Eropa.

Pada awal September, fasilitas nuklir itu dikunjungi oleh misi IAEA yang dipimpin oleh Grossi. Setelah misi meninggalkan pembangkit listrik tenaga nuklir, dua karyawan IAEA tetap tinggal sebagai pengamat.

Kemudian, IAEA menerbitkan sebuah laporan yang mendesak pembentukan zona keamanan di sekitar fasilitas nuklir untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh aksi militer.