Bagikan:

JAKARTA - Tentara Ukraina yang dibebaskan oleh Rusia disebut mengalami penyiksaan brutal selama berada dalam tahanan, kata pejabat intelijen senior.

Ukraina mengumumkan pembebasan 215 tentaranya, bagian dari pertukaran tahanan yang berjumlah hampir 300 orang, terbesar sejak invasi pada Februari lalu, termasuk para pemimpin pejuang di pabri baja Azovstal Mariupol.

"Banyak dari mereka telah disiksa secara brutal," kata Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov dalam konferensi pers, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang tanda-tanda penyiksaan, seperti melansir Baron's dari AFP 23 September.

"Beberapa tahanan dalam kondisi fisik yang kurang lebih normal, kecuali kekurangan gizi kronis karena kondisi penahanan yang buruk," sambung Budanov.

Para tahanan ditahan di wilayah Ukraina yang diduduki oleh pasukan Moskow, serta di Rusia sendiri, menurut pejabat tinggi itu.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrsky dalam konferensi pers yang sama mengatakan, "benar-benar semua dari tahanan Ukraina yang ditukar perlu rehabilitasi psikologis."

Diberikatan sebelumnya, Rusia membebaskan hampir 300 tahanan, termasuk para pejuang di Mariupol, serta 10 warga negara asing yang berjuang untuk Ukraina, dengan 'imbalan' pembebasan 55 orang Rusia, termasuk Viktor Medvedchuk, pemimpin partai pro-Rusia yang menghadapi tuduhan makar, melansir Reuters.

"Ini jelas merupakan kemenangan bagi negara kita, bagi seluruh masyarakat kita. Dan yang terpenting adalah 215 keluarga dapat melihat orang yang mereka cintai aman dan berada di rumah," ujar Presiden Zelensky.

Dalam pembebasan ini, lima komandan senior militer Ukraina ikuti dibebaskan. Mereka termasuk Letnan Kolonel Denys Prokopenko, komandan batalion Azov yang melakukan banyak pertempuran, dan wakilnya, Svyatoslav Palamar. Juga dibebaskan adalah Serhiy Volynsky, komandan Brigade Marinir ke-36.

Ketiga orang itu telah membantu memimpin perlawanan selama berminggu-minggu dari bunker dan terowongan di bawah pabrik baja raksasa Mariupol, sebelum mereka dan ratusan pejuang Azov menyerah pada Bulan Mei kepada pasukan yang didukung Rusia.