Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky memastikan akan terus berusaha membawa pulang warganya yang ditahan, saat Ukraina dan Rusia melakukan salah satu pertukaran tahanan terbesar dengan perantara Uni Emirat Arab (UEA), yang pertama dalam lima bulan terakhir.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan 248 personel militer telah diserahkan oleh Ukraina. Sedangkan Kyiv mengatakan pihaknya telah memulangkan 230 orang, pertukaran yang disebut sebagai terbesar yang terdokumentasi sejauh ini, seperti melansir Reuters 4 Desember.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri UEA mengakui peran mereka, mengatakan dalam sebuah pernyataan, pertukaran ini dimungkinkan oleh "hubungan persahabatan yang kuat" dengan Moskow dan Kyiv.

"Hari ini, 213 tentara dan sersan, 11 perwira dan 6 warga sipil kembali ke rumah. Saya berterima kasih kepada semua orang yang mencapai hasil ini," tulis Presiden Zelensky di X.

"Kami mengingat setiap orang dari orang-orang kami. Dan kita harus mengembalikan semuanya," lanjutnya.

Sebuah video yang dirilis oleh pihak berwenang Ukraina menunjukkan para tahanan yang kembali mengenakan bendera biru dan kuning negara itu turun dari bus, menyanyikan lagu kebangsaan dan meneriakkan salam patriotik "Kemuliaan bagi Ukraina".

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia merilis video serupa tentang kembalinya tahanan berseragam yang tiba di Belgorod dengan bus.

"Pertukaran tahanan telah tertunda sejak lama, namun negosiasi belum berhenti sedetik pun. Kami memanfaatkan setiap peluang, mencoba setiap format mediasi, dan mengangkat masalah ini pada pertemuan internasional mana pun yang mungkin dapat membantu," tulis Presiden Zelensky.

Presiden Zelensky menyebutkan mereka yang dibebaskan termasuk para prajurit, sersan dan perwira Angkatan Bersenjata, Garda Nasional, Angkatan Laut, Penjaga Perbatasan, serta mereka yang bertempur di Mariupol dan Azovstal.

"Kami akan terus berupaya untuk mengembalikan semua orang kami. Saya berterima kasih kepada seluruh tim kami, (Kyrylo) Budanov, (Andrii) Yermak, (Vasyl) Malyuk dan Klymenko, yang terus berupaya memastikan pertukaran terus berlanjut," katanya.

Sedangkan Budanov yang menjabat sebagai kepala badan Intelijen Militer HUR Ukraina, menyoroti "peran langsung" UEA, dengan mengatakan: "Setelah jangka waktu yang lama, kami berhasil melakukan pertukaran tahanan yang sangat sulit."

Di pihak Rusia, Kementerian Pertahanan mengatakan para tahanan yang dibebaskan akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan perawatan.

Komisaris Hak Asasi Manusia Rusia, Tatyana Moskalkova, berterima kasih kepada Presiden Vladimir Putin serta dinas militer dan intelijen atas upaya mereka dalam pertukaran tersebut.