Warga Negaranya yang Terancam Hukuman Mati Dibebaskan Rusia, Menlu AS dan PM Inggris Terima Kasih ke Arab Saudi
Tahanan asing yang dibebaskan Rusia tiba di Arab Saudi. (Twitter/@Spa_Eng)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat dan Inggris menyampaikan terima kasih kepada Arab Saudi, seiring dengan pembebasan warga negara mereka yang tertangkap dalam perang Rusia-Ukraina dan terancam hukuman mati.

Rusia membebaskan hampir 300 tahanan, termasuk para pejuang di Mariupol, serta 10 warga negara asing yang berjuang untuk Ukraina, dengan 'imbalan' pembebasan 55 orang Rusia, termasuk Viktor Medvedchuk, pemimpin partai pro-Rusia yang menghadapi tuduhan makar, melansir Reuters 22 September.

Ikut dibebaskan dalam 10 warga negara asing tersebut adalah, warga Amerika Serikat dan Inggris. Mereka ditahan dan terancam hukuman, bahkan ada yang sudah dijatuhi hukuman mati.

Dua warga AS, Alexander Drueke dan Andy Huynh asal Alabama, ditangkap pada Juni lalu saat berperang di Ukraina timur.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov beberapa waktu lalu menyebut, ia tidak bisa menjamin mereka tidak akan dijatuhi hukuman matin, lantaran keduanya tentara bayaran dan terlibat aktivitas ilegal di Ukraina, seperti mengutip TASS.

"Amerika Serikat menyambut baik pertukaran tahanan yang dinegosiasikan antara Ukraina dan Rusia, yang mencakup dua warga negara AS yang ditangkap saat bertugas di militer Ukraina," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan, melansir The National News.

tahanan amerika serikat
Warga AS yang hilang di Ukraina Andy Huynh (kiri) dan Alexander Drueke. (Twitter/@uasupport999)

"Amerika Serikat menghargai Ukraina termasuk semua tawanan perang, terlepas dari kebangsaan, dalam negosiasinya, dan kami berharap warga AS ini dipersatukan kembali dengan keluarga mereka," sambungnya.

Juga dibebaskan adalah warga Inggris Aiden Aslin dan Shaun Pinner dan warga Maroko Brahim Saadoun. Ketiganya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri.

"Saya tidak melihat alasan, prasyarat, bagi saya untuk mengeluarkan keputusan pengampunan," ujar pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR) Denis Pushilin Juni lalu.

Namun, kini mereka dibebaskan.

Perdana Menteri Inggris Liz Truss mengatakan pada Hari Rabu, lima warga negara Inggris yang ditahan oleh pasukan yang didukung Rusia di Ukraina timur sedang dikembalikan ke keluarga mereka.

"Berita yang sangat disambut baik bahwa lima warga negara Inggris yang ditahan oleh proksi yang didukung Rusia di Ukraina timur telah dikembalikan dengan selamat, mengakhiri bulan-bulan ketidakpastian dan penderitaan bagi mereka dan keluarga mereka," tulisnya di Twitter.

Dia berterima kasih kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy "atas upayanya untuk membebaskan para tahanan, dan Arab Saudi atas bantuan mereka."

Seorang pejabat Arab Saudi menyebut, selain warga AS, Inggris dan Maroko, turut dibebaskan masing-masing satu warga Swedia dan Kroasia.