Banjir Kiriman Rendam 12 Kelurahan di Palangka Raya, 16.767 Jiwa Terdampak
Banjir kiriman di Kalteng. (Antara)

Bagikan:

KALTENG - Sebanyak 12 kelurahan di Kota Palangka Raya terdampak banjir kiriman akibat meluapnya sungai besar di Kabupaten Gunung Mas yang menjadi hulu dan alirannya melintasi wilayah setempat.

"Sampai kemarin banjir masih melanda sejumlah wilayah, bahkan bertambah menjadi 12 kelurahan yang terdampak," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), dikutip dari Antara, Senin 19 September.

Dari 12 kelurahan itu, BPBD mencatat 16.767 jiwa atau 4.683 kepala keluarga (KK) terdampak bencana yang melanda saat musim hujan.

Selain itu, saat ini juga tercatat 4.075 rumah warga terkena imbas banjir akibat luapan sungai tersebut.

Ke-12 kelurahan di Kota Palangka Raya yang terdampak banjir itu, yakni Kelurahan Pahandut, Langkai, Pahandut Seberang, Tanjung Pinang, Bukit Tunggal, Palangka, Petuk Katimpun, Bereng Bengkel, Kameloh Baru, Danau Tundai, Kalampangan, dan Kelurahan Marang.

"Selain merendam jalan lingkungan, banjir juga mulai merendam sebagian rumah warga. Sementara ketinggian banjir ini mulai 5 sentimeter sampai 50 sentimeter. Akibatnya, aktivitas masyarakat terganggu," katanya.

Pihaknya meminta masyarakat, terutama di daerah rendah dan di kawasan bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya penambahan ketinggian air.

Apalagi, lanjut dia, berdasar informasi BMKG hujan masih akan mengguyur sejumlah wilayah Kalteng, termasuk Kabupaten Gunung Mas dan Kota Palangka Raya. Kabupaten Gunung Mas merupakan daerah yang menjadi hulu sungai yang alirannya melintasi wilayah Kota Palangka Raya.

Hujan yang terus terjadi di kabupaten itu menyebabkan sungai tak mampu lagi menampung debit air. Dampaknya terjadi luapan yang menyebabkan banjir wilayah aliran sungai, termasuk di Kota Palangka Raya.

Untuk itu, dalam rangka memberikan informasi potensi bencana banjir, tim BPBD secara berkala melakukan pemantauan tinggi air sungai di titik-titik pantau yang telah ditetapkan.

Pemerintah merencanakan operasi penanganan siaga darurat bencana dan mengajukan permintaan kebutuhan bantuan siaga darurat.

Selain itu, melaksanakan dan mengkoordinasikan pengerahan sumber daya untuk penanganan siaga darurat bencana secara cepat, tepat, efektif dan efisien.

BPBD setempat juga menyiapkan lokasi yang digunakan sebagai posko dan pusat pengungsian bagi warga setempat yang menjadi korban banjir kiriman. Untuk lokasi posko dan pengungsian sudah siap. Jika sewaktu-waktu diperlukan dapat segera dibangun dan difungsikan.