Bagikan:

JAKARTA - Pengacara Brigadir Ricky Rizal alias RR, Erman Umar menyebut kliennya tak mengetahui sepenuhnya rangkaian kejadian pembunuhan Brigadir J. Alasannya, di beberapa bagian dia tak melihat secara langsung.

Bagian pertama yang tak diketahui Bripka RR yakni kejadian di ruang tengah rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Saat itu, jenderal bintang dua itu memerintahkan Kuat Maruf memanggil para ajudannya, Brigadir J dan Bripka RR.

"Kuat manggil RR, 'om-om' walaupun sebenarnya Kuat lebih tua ya. Di Panggil Bapak, Joshua juga," ujar Erman kepada wartawan, Selasa, 13 September.

Namun, dengan alasan kebiasaan di rumah itu, RR pun tak berbarengan masuk ke dalam. Dia mesti mencopot sepatunya terlebih dulu.

"Jadi, saat sudah masuk ke dalam rumah dia sudah melihat posisi tembak, 'tembak' perintah FS. Sudah terjadi (perintah menembak)," ungkapnya.

"Dia (RR) tidak begitu ingat lah, yang jelas dia syok membayangkan apakah ini perintah dinas, atau apalah pikiran dia," sambungnya.

Menurut Erman, kliennya kembali menegaskan tak melihat proses penembakan. Sebab, kala itu Brigadir J sempat menerima komunikasi dengan ajudan Sambo lainnya melalui handy talkie.

Bahkan, Bripka RR disebut sempat membalikkan badannya ke arah berlawanan. Karenanya apa yang dilihat hanya peristiwa Ferdy Sambo menembakan pistol milik Brigadir J ke arah dinding.

"Pada saat itu dia melihat FS menembak-nembak dinding. Dan menurut dia tidak melihat dia pak FS menembak (Brigadir J)," kata Erman.