Bagikan:

JAKARTA - Kepala pertahanan Jerman memperingatkan Barat untuk tidak meremehkan kekuatan militer Rusia, menyebut Moskow bisa membuka front kedua jika memilih melakukannya.

"Sebagian besar pasukan darat Rusia mungkin 'terikat' di Ukraina saat ini, tetapi meskipun demikian, kita tidak boleh meremehkan potensi pasukan darat Rusia untuk membuka teater perang kedua," ujar Inspektur Jenderal Bundeswehr Jenderal Eberhard Zorn, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara, seperti dilansir 31 Agustus.

Di luar angkatan darat, Rusia juga memiliki angkatan laut dan angkatan udara, tambahnya.

"Sebagian besar Angkatan Laut Rusia belum dikerahkan dalam perang di Ukraina, dan angkatan udara Rusia juga masih memiliki potensi yang signifikan, yang juga merupakan ancaman bagi NATO," terang Zorn.

Bundeswehr secara teratur mendukung misi udara NATO di negara-negara Baltik dengan jet tempur, memiliki salah satu armada terkuat di kawasan itu.

Salah satu titik panas potensial di sana adalah Kaliningrad, eksklave Rusia yang terjepit di antara anggota NATO Polandia dan Lithuania. Itu menampung armada Angkatan Laut Baltik Rusia, serta lokasi penempatan rudal berkemampuan nuklir Rusia, Iskander.

militer rusia
Ilustrasi militer Rusia (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia/Dmitry Shutov)

Diketahui, Rusia telah mengancam akan menempatkan senjata nuklir dan hipersonik di Kaliningrad, jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, yang proses keanggotaannya tengah berlangsung.

Jenderal Zorn, berbicara sebelum dimulainya serangan Ukraina di selatan, menekankan bahwa Rusia terus memiliki cadangan besar.

"Mengenai militernya, Rusia sangat mampu memperluas konflik secara regional. Bahwa ini akan menjadi hal yang sangat tidak masuk akal bagi Rusia untuk dilakukan, adalah cerita yang berbeda," tandasnya.

Mengacu pada situasi militer di Ukraina, Zorn mengatakan dinamika serangan Moskow telah melambat, tetapi Rusia masih terus maju.

"Didukung oleh tembakan artileri besar-besaran, mereka mendorong kemajuan, terlepas dari korban sipil Ukraina," sebutnya.

Dia juga menilai, Rusia tidak akan kehabisan amunisi dalam waktu dekat.

"Rusia memiliki amunisi dalam jumlah besar yang mereka miliki. Amunisi ini sebagian sudah tua dan sangat tidak akurat, tetapi justru inilah yang menyebabkan kehancuran besar pada infrastruktur sipil. Mereka menembakkan sekitar 40.000 hingga 60.000 butir amunisi artileri per hari," paparnya.

Kendati demikian, Zorn mengatakan dia tidak berfikir serangan jauh ke dalam wilayah Ukraina saat ini. Mengatakan pasukan Rusia saat ini fokus untuk menaklukkan Donbas, kawasan industri di Ukraina timur di mana separatis yang didukung Moskow telah menguasai sebagian besar wilayah. Namun, belum ada resolusi militer yang terlihat, katanya.