JAKARTA – Imbas kenaikan harga telur yang mencapai Rp30 ribu per kilogram, masyarakat beralih membeli telur retak di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Rizal, salah satu pedagang telur ayam mengatakan, dirinya menjual telur retak dengan harga Rp1.500 per buah.
"Pembelinya (telur retak) ya ada yang buat di rumah, ada yang pedagang rumah makan. Kalau telur pecah dijual per buah, tergantung stoknya," katanya.
Rizal kembali menambahkan, telur retak yang dijualnya memiliki kondisi cangkang sudah tidak utuh yang biasanya disebabkan oleh benturan dalam proses distribusi dari tingkat peternak ke pedagang pasar.
Dia mengatakan bahwa pembeli tetap memilih telur retak meskipun dari sisi higienis berbeda dengan telur dalam kondisi bagus.
BACA JUGA:
Masih menurut Rizal, pembeli telur retak saat ini tak hanya datang dari pemilik rumah makan seperti sebelum adanya kenaikan harga. Namun pembeli saat ini juga datang untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga.
"Harganya belum turun karena dari sananya di peternak masih mahal. Rp30 ribu ini di pasar, kalau di tingkat warung-warung kecil lebih mahal," ujar Rizal.
Pria yang telah berjualan telur ayam selama 10 tahun itu mengatakan bahwa pembeli tetap memilih telur retak karena merupakan komoditas sembako yang setiap harinya dibutuhkan.
"Kalau telur pecah harganya sama saja, tidak mengalami kenaikan. Sebenarnya sih kalau pembeli, walaupun telur mahal tetap banyak, yang penting suplai ada, tidak langka," kata Rizal.