MAKASSAR - Harga telur ayam terus merangkak naik hingga menembus di angka Rp60 ribuan per rak. Kenaikan ini disinyalir dampak dari kenaikan harga pakan ternak khususnya ayam petelur di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kalau harga semula itu Rp40 ribuan per rak, sekarang Rp57 ribu sampai Rp60 per rak, naiknya kira-kira 20 persen. Katanya, itu naik gara-gara harga pakan ayam ikut naik," ujar Andika, pedagang pasar Toddopoli Makassar, Antara, Minggu, 28 Agustus.
Sejauh ini suplai telur ayam dari daerah tetap lancar, hanya saja harganya melonjak selama dua pekan terakhir. Soal pembeli tetap ada meski jumlahnya berkurang dari hari biasanya.
"Penjualan tetap jalan, tapi pembeli tidak banyak, hanya pelanggan tetap saja yang datang. Kita berharap harga telur ayam ras ini segera distabilkan," kata dia.
Seorang pedagang telur ayam ras lainnya di Pasar Terong, Amir mengatakan, harga telur ayam sejak dua pekan terakhir dari Rp48 ribuan naik menjadi Rp58 ribu sampai Rp62 ribuan. Sedangkan telur bebek dari semula Rp60 ribu naik menjadi Rp85 ribuan per rak.
"Tergantung besar kecil telurnya. Kalau besar di atas Rp60 ribuan kalau ukuran sedang, kecil di atas Rp50 ribuan. Untuk pasokan tetap ada masuk. Harga telur bebek juga naik di atas Rp80 ribuan," tuturnya.
Di tempat terpisah, seorang pengusaha Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) sektor kuliner Andi Hajrah Murni mengungkapkan, dampak kenaikan harga telur tersebut telah mempengaruhi produksi usahanya.
"Produksi kue bolu mulai kita kurangi karena harga telur naik sejak dua minggu kemarin. Keuntungan juga dipastikan menurun dampak dari kenaikan harga telur," katanya.
Ia mengemukakan, selama ini memproduksi kue bolu dengan bahan baku utama telur dan tepung. Untuk satu rak dulunya Rp55 ribu, namun kini naik menjadi Rp60 ribuan. Meski begitu, Hajra tetap mempertahankan kualitas produknya.
BACA JUGA:
"Kualitas kita tetap jaga, tapi tentunya dengan kenaikan harga telur, bentuk dan ukuran kue bolu ini nanti kita menyesuaikan. Keuntungan pasti menurun, tapi saya pikir kenaikan harga telur ini kita anggaplah subsidi silang, sebab biasanya harga telur di pasaran fluktuatif," katanya menambahkan.