Bagikan:

BANJARMASIN - Harga telur ayam ras di Kalimantan Selatan mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kini harga telur ayam ras di Kalsel mencapai Rp28 ribu - Rp30 ribu per kilogram.

Padahal, stok telur ayam di Kalsel terbilang mencukupi. Lantas apa yang membuat harga telur mengalami kenaikan?

"Harga masih stabil tinggi, karena mengalami penyesuaian akibat naiknya biaya produksi," ujar Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan Birhasani, seperti dilansir dari Antara, Sabtu, 27 Agustus.

Birhasani menjelaskan, suplai telur di Kalsel per harinya minimal 175 ton. Jika dihitung per bulan, total ketersediaan sekitar 5.425 ton.

"Kebutuhan Kalsel hanya sekitar 3.500 ton per bulan, berarti surplus," ujarnya

Ketersediaan itu belum dihitung distribusi telur dari Jawa Timur yang masuk ke Kalsel. Untuk itu, sebagian telur itu justru disalurkan ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

"Kalau harga memang sejak bulan puasa (April 2022) hingga sekarang di kisaran Rp28 ribu - Rp30 ribu. Kalau stoknya banyak saja," ungkapnya.

Di saat harga tidak menentu seperti ini biasa para pedagang tidak menyimpan stok yang banyak, karena takut harga tiba tiba turun. "Memang telur tidak bisa disimpan lama, karena akan rusak. Jadinya, pedagang tidak mau stok banyak karena takut rugi," ujarnya.

Melimpah telur dari peternak dan distributor, kata dia, di satu sisi memudahkan para pedagang untuk mendapatkan persediaan jualan. "Jadi, stok di pedagang sedikit bukan berarti ketersediaan yang bermasalah," jelasnya.

Berdasarkan data harga pangan nasional, nilai jual telur per kg di pasar tradisional per 26 Agustus di Pasar Antasari Banjarmasin Rp29 ribu, di Pasar Tanjung Tabalong Rp30.500, dan di Pasar Kemakmuran Kotabaru Rp35 ribu.

Sejak awal bulan lalu, harga telur di tiga pasar tersebut stabil tinggi di kisaran harga tersebut. Sebelumnya, harga terendah sebelum Ramadhan 2022 ada di kisaran Rp26 ribu-Rp28 ribu.