Mendag Zulhas Borong Kebutuhan Pokok saat Memantau Harga Pangan di Samarinda Kaltim
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memborong sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti telur ayam ras, ayam ras, dan cabai tiung saat memantau harga bahan pangan di Pasar Merdeka Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu 31 Agustus.

"Berapa harga telur ini bu," tanya Mendag saat pertama kali masuk kios pasar dan langsung singgah di kios telur ayam ras. Mendengar pertanyaan Mendag, Ibu penjual telur langsung menyebut harga telur ayam ras yang ia jual adalah Rp65 ribu per rak, kemudian Mendag membeli telur tersebut sebanyak enam rak.

Dalam kunjungan ke pasar tradisional tersebut, seperti dilansir dari Antara, Mendag didampingi Gubernur Kaltim Isran Noor, Wali Kota Samarinda Andi Harun, Kepala Bank Indonesia Provinsi Kaltim Ricky Perdana Gozali, dan sejumlah pejabat terkait baik di lingkungan Pemprov Kaltim maupun Pemkot Samarinda.

Suasana pasar begitu padat ketika menteri dan rombongan mengunjungi kios, bahkan sejumlah ibu ada yang minta swafoto dengan menteri, di kios lain dengan gubernur, dan di kios yang lain lagi minta swafoto dengan wali kota.

Menteri dan rombongan kemudian berdialog dengan pedagang dan mengunjungi kios ayam ras untuk membeli berapa ekor ayam.

Mendag kembali berhenti di kios sayur mayur yang menjual cabai tiung. Di kios ini, Mendag membeli 4 kilogram cabai tiung dengan harga Rp50 ribu per kilogram.

Zulkifli kemudian menuju tempat parkir yang digunakan sebagai operasi pasar murah, terutama minyak goreng curah yang dikemas dalam botol plastik per 2 liter dengan harga Rp24 ribu per botol atau Rp12 ribu per liter.

Di lokasi ini, Zulkifli menyapa ibu-ibu yang sedang mengantre minyak goreng dan menanyakan berapa harga per liternya. Para pengantre hanya boleh membeli maksimal dua botol atau 4 liter per orang.

Saat ditemui wartawan setelah keliling pasar, Mendag Zulkifli mengatakan harga sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai yang naik saat ini, masih dalam batas kewajaran karena persediaan yang menurun akibat sejumlah daerah penghasil mengalami gagal panen.