PKS: Rekam Jejak Zulhas Kurang Cocok sebagai Mendag
Zulkifli Hasan/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Fraksi PKS Amin Ak, menilai Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) kurang cocok sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) lantaran tak sesuai dengan rekam jejaknya. 

Diketahui, Zulhas pernah menjadi menteri kehutanan dan Ketua MPR. Sebelum ditunjuk sebagai Mendag, dia masih menjabat sebagai Wakil Ketua MPR. 

"Saya menyampaikan selamat kepada Ketum PAN Zulkifli Hasan atas penunjukannya sebagai Menteri Perdagangan. (Tapi) saya menilai posisi sebagai Mendag sebetulnya kurang sesuai dengan rekam jejak Zulhas," ujar Amin Ak kepada wartawan, Kamis, 16 Juni.

Menurut politikus PKS itu, pergantian posisi Menteri Perdagangan dari M Lutfi ke Zulhas cenderung dilatarbelakangi karena akomodasi politik. Pasalnya, sejak bergabung bersama pemerintah, PAN belum mendapatkan jatah kursi di kabinet. 

 

"Penunjukannya sebagai Mendag lebih karena faktor akomodasi politik daripada pertimbangan profesionalisme," kata Amin.

Meski begitu, kata Amin, penunjukkan menteri di kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. Anggota komisi yang membidangi BUMN itu menyatakan, akan mendukung kinerja menteri perdagangan, meskipun juga akan mengkritisi kebijakan yang dinilai tidak tepat.

"Kami sebagai mitra akan mendukung kebijakan yang baik dan berpihak pada rakyat. Sebaliknya kami akan mengkritisi kebijakan yang kami nilai tidak tepat," tegasnya.

 

Legislator PKS Dapil Jawa Timur itu lantas memberikan catatan kepada Zulhas terkait sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang krusial di Kemendag. PR itu meliputi polemik krisis minyak goreng yang belum selesai, stabilisasi stok dan harga bahan kebutuhan pokok, dan pengendalian pasokan dan permintaan bahan kebutuhan.

"Harga minyak goreng curah sampai saat ini masih bertengger diangka Rp18.100 per liter, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 yang ditetapkan pemerintah," jelas Amin. 

Amin mengatakan, pemerintah juga belum melaksanakan audit terhadap produsen CPO dan minyak goreng sebagai dasar perizinan ekspor. "Kami minta hasilnya juga diumumkan secara terbuka," tegasnya.

Selanjutnya, soal stabilisasi stok dan harga bahan kebutuhan pokok yang saat ini melambung tinggi. Amin menilai, pemerintah tidak punya strategi yang mampu mengatasi persoalan stok dan harga pangan.

"Pengendalian pasokan dan permintaan bahan kebutuhan menjadi persoalan kronis yang terus berulang setiap tahun. Di musim panen harga pangan anjlok dan petani menangis. Sebaliknya di luar musim panen, konsumen dan pelaku usaha mikro menjerit karena harga pangan dan bahan baku usaha melonjak tinggi," papar Amin.

Terakhir, tambah Amin, yakni sistem distribusi dan tataniaga barang kebutuhan pokok yang sering kali di luar kendali pemerintah. Amin berharap Zulhas sebagai Mendag baru dapat berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

"Saya berharap mendag yang baru bisa berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang ada," pungkasnya.