JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengungkap, 77 orang positif COVID-19 akibat kerumunan massa Rizieq Shihab di Petamburan, Bogor dan Tebet Jakarta Selatan.
Doni merinci, untuk wilayah Petamburan Jakarta Pusat telah dilakukan swab terhadap 15 orang. Ada 7 orang positif Covid 19, termasuk Lurah Petamburan Setiyono. Sementara di Megamendung ditemukan 20 orang positif COVID-19 dari 559 orang yang di swab antigen.
"Laporan lain, terdapat 50 orang positif COVID-19 yang mayoritas berdomisili sekitar Tebet," kata Doni dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat, 20 November.
Dari temuan ini, Doni meminta masyarakat yang ikut dalam penjemputan Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta, Maulid Nabi di Tebet, dan di Megamendung serta acara di Petamburan untuk melapor kepada ketua RT/RW di wilayahnya. Para warga yang mengikuti massa Rizieq juga diminta memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.
"Kami berharap kerja sama dengan semua komponen masyarakat di berbagai daerah, terutama di Jakarta dan Jawa Barat. Khususnya juga para ketua RT dan RW untuk menyampaikan pesan kepada keluarga-keluarga bagi masyarakat yang kemarin ikut beraktivitas, baik mulai penjemputan di Bandara Soekarno-Hatta, kegiatan Maulid Nabi di Tebet, dan juga di Megamendung serta acara terakhir di Petamburan, mohon dengan kesadaran sendiri untuk melaporkan diri kepada ketua RT dan RW," urainya.
BACA JUGA:
Doni mengungkap pihaknya juga telah mengingatkan terkait potensi kerumunan massa di acara Habib Rizieq. Namun baik dari pemerintah pusat maupun daerah tidak bisa mencegah terjadinya kerumunan.
"Jadi jauh hari kita sudah mengingatkan, dan langkah-langkah sudah dilakukan. Baik dari pusat maupun pemerintah daerah. Namun ternyata tidak bisa dicegah, artinya pencegahan gagal dan di sinilah kita berharap, ada satu kesadaran bahwa pengetahuan tentang COVID-19 ini harus ditingkatkan," ujar Doni.
Doni juga melaporkan telah mengirimkan 2.500 swab antigen ke seluruh puskesmas di daerah yang berpotensi terjadi peningkatan kasus. Dia juga meminta masyarakat menghindari kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
"Dibutuhkan kesadaran, dibutuhkan kesabaran, dan keikhlasan untuk bisa menahan diri. Jangan membuat acara yang dapat membahayakan protokol kesehatan. Protokol kesehatan harga mati. Oleh karenanya, sekali lagi, kita semua harus menggelorakan, menolak semua kegiatan yang dapat menimbulkan ancaman akibat melanggar protokol kesehatan," ucap Doni.