JAKARTA - Menkopolhukam Mahfud MD, memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Mahfud dimintai keterangannya terkait pernyataan di salah satu akun YouTube tentang kasus Irjen Ferdy Sambo.
Dalam akun itu, Mahfud memberikan pernyataan terkait Irjen Ferdy Sambo pernah menghubungi sejumlah pihak termasuk anggota DPR dalam pembuatan skenario pembunuhan Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Namun, pernyataan Mahfud tersebut tidak dikutip secara lengkap oleh sejumlah media. Dia menjelaskan versi lengkapnya, yaitu Ferdy Sambo telah membuat prakondisi dengan menelepon anggota DPR.
Eks Kadiv Propam itu, lanjut Mahfud, menghubungi anggota DPR agar yang ditelepon mengetahui lebih awal dan percaya telah terjadi baku tembak berujung terbunuhnya Brigadir J di kawasan Duren Tiga Jakarta.
"Saya katakan di situ sebenarnya Sambo itu menskenario agar orang percaya bahwa terjadi tembak menembak dan dia dizhalimin, untuk itu dia buat prakondisi. Apa prakondisi itu? Menghubungi beberapa orang. Nah, beberapa orang itu karena menyangkut mitra kerja saya, saya ambil namanya. Ada beberapa lagi orang anggota DPR di situ, saya tidak sebut," ujar Mahfud di ruang MKD DPR, Jakarta, Kamis, 25 Agustus.
Mahfud mengaku mengetahui identitas anggota DPR yang dihubungi Ferdy Sambo itu. Namun, dia memastikan tidak akan mengungkapkan siapa sosok tersebut.
"Saya tidak sebut, karena saya tidak tahu apakah akan diadili yang ada di kantong saya tentang nama itu, dan saya tidak harus mengeluarkan itu karena beberapa hal," imbuhnya.
BACA JUGA:
Menurut Mahfud alasannya tidak mengungkap nama lantaran anggota DPR itu tidak melanggar hukum. Dia menerima telepon lantaran Ferdy Sambo ingin membuat alibi rencana pembunuhan. "Misal saudara dihubungi Sambo kan tidak pelanggaran, kenapa harus diadili?" tuturnya.
Mahfud bilang tidak etis menyebut namanya lantaran tidak ada komunikasi yang terjalin setelah kronologi Ferdy Sambo merekayasa kasus ini diketahuinya. Dia hanya menegaskan telepon Ferdy Sambo ke sejumlah pihak termasuk anggota DPR demi rekayasa kasus.
"Tetapi saya pastikan dan saya buktikan bahwa Sambo dengan seluruh jaringannya itu memang membuat gerakan agar orang percaya dan yang dihubungi, satu Kompolnas, kedua Komnas HAM dan ketiga, beberapa pemimpin redaksi," ujar Mahfud.
"Dan saya sudah hubungi, dan benar. Tapi DPR ini saya telepon ndak bisa," tandasnya.