Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut pemerintah masih mengejar ketertinggalan pencapaian angka testing yang ditetapkan oleh WHO. 

Wiku melihat adanya penurunan kapasitas tes COVID-19 yang dilakukan di berbagai daerah. Padahal, pelacakan dan pemeriksaan kasus perlu ditingkatkan setelah adanya libur panjang akhir bulan Oktober lalu.

Karena itu, Satgas COVID-19 sambung Wiku menyebarkan bantuan logistik berupa jutaan material kesehatan untuk meningkatkan testing. Salah satunya adalah alat tes COVID-19.

"Satgas Penanganan COVID-19 telah mendistribusikan berbagai jenis alat material kesehatan, antara lain rapid test sebanyak 1,1 juta unit, reagen PCR sebanyak sebanyak 3,7 unit dan reagen RNA sebanyak 2,9 juta unit," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 19 November.

Untuk menunjang pemeriksaan dan penanganan COVID-19, Satgas juga membagikan masker sebanyak 24 juta lebih, masker N95 sebanyak 6 juta unit, medical gloves sebanyak 1 juta unit, portable ventilator banyak 1.200 unit ke berbagai daerah.

"Alat material kesehatan yang sudah didistribusikan ini merupakan modal utama bagi daerah untuk dapat semakin memasifkan testing, tracing dan treatment," ujar Wiku.

Wiku meminta kepada pemerintah daerah agar dapat memaksimalkan penggunaan alat material kesehatan yang sudah didistribusikan.

"Teruntuk Satgas daerah, kami mohon bantuannya untuk memonitor ketersediaan dan cadangan alat material kesehatan di masing-masing fasilitas kesehatan di daerahnya," sambung dia.

Menurut Wiku, standar testing per wilayah disesuaikan dengan kepadatan populasi di dalamnya, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang tinggi maka diperlukan pelaksanaan testing sebanyak 267.000 orang per minggu. 

Sebenarnya, sejak awal bulan Juni sampai Minggu ke 3 Oktober terlihat adanya tren peningkatan testing yang baik, tetapi kembali melemah pada dua pekan setelahnya dan kembali melesat sampai pekan ini. 

"Dari data yang kami dapatkan, terdapat tren menurunnya kapasitas testing di hari-hari tertentu, khususnya saat hari liburan. Ini harusnya kita hindari karena kita sudah cukup lama menghadapi keadaan COVID-19 ini," pungkasnya.