JAKARTA - Selama beberapa hari terakhir, jumlah suspek COVID-19 menurun. Bagaimana penjelasan Satgas Penanganan COVID-19?
Pada tanggal 28 Oktober, suspek sebanyak 169.833 orang. Esoknya, 29 Oktober, suspek menjadi 68.888 orang. Lalu, 68.292 pada 30 Oktober, dan 67.900 pada 31 Oktober.
Tak hanya itu, jumlah spesimen yang diperiksa kembali menurun. Hal ini mengakibatkan pertambahan kasus COVID-19 harian ikut menurun.
Tercatat, pada 28 Oktober, jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 40.572 dan kasus baru sebesar 4.029. Lalu, spesimen yang diperiksa pada 29 Oktober menurun menjadi 34.317 dan kasus baru 3.565.
Angka kembali menurun pada 30 Oktober dengan jumlah spesimen 23.278 dan kasus baru 2.897, lalu pada 31 Oktober jumlah spesimen diperiksa sebanyak 27.457 dan kasus baru 3.143.
Penyebab penurunan jumlah suspek dan kasus baru ini dijelaskan oleh Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito. Wiku menyebut penurunan suspek terjadi akibat perbaikan data antara pemerintah pusat dan daerah.
"Sedang terjadi perbaikan dan penyelarasan koordinasi pelaporan data dari kabupaten/kota, ke provinsi, dan ke pusat atau ke Kementerian Kesehatan. Ini merupakan bagian dari proses satu data covid dan interoperabilitas data pusat dan daerah," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 3 November.
Sementara, terhadap penurunan jumlah kasus COVID-19, Wiku mengaku memang kerap ada tren penurunan testing setiap akhir minggu ataupun saat libur panjang. Dalam hal ini, libur panjang peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW di akhir Oktober.
"Ini merupakan salah satu tantangan yang sedang kita coba selesaikan. Virus ini tidak pernah libur, sehingga adanya hari libur bisa diantisipasi ke depannya," ungkap Wiku.
BACA JUGA:
Adapun upaya perbaikan stabilitas angka pertambahan kasus melalui operasional lab, serta melalui penambahan sif kerja laboratorium dengan pertimbangan intensif yang memadai.
Wiku menyebut, Satgas COVID-19 juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan fasilitas pendukung lainnya seperti reagen.
"Namun demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi, seperti wilayah testing yang tersebar luas dan jumlah masyarakat jumlah yang harus di testing. Oleh karena itu, kami meminta peran aktif dari masyarakat dalam mendukung upaya testing yang dilakukan oleh pemerintah,” kata dia.