Dikembalikan oleh Sekretariat Presiden, ANRI Ungkap Betapa Pentingnya Naskah Asli Teks Proklamasi
Sekretariat Presiden menempatkan naskah asli teks proklamasi di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa 16 Agustus. (ANTARA-Kris- Biro Pers Setpres)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretariat Presiden (Setpres) mengembalikan naskah asli teks proklamasi tulisan tangan Presiden ke-1 RI Soekarno untuk disimpan dan dirawat kembali oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Sehari sebelumnya, dokumen bersejarah itu turut dihadirkan di mimbar kehormatan pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 17 Agustus.

Kepala ANRI Imam Gunarto yang menerima langsung pengembalian naskah asli proklamasi menyambut baik kembalinya dokumen penting itu agar tetap bisa disimpan, dirawat, dilestarikan, dan diwariskan kepada generasi yang akan datang.

"Teks proklamasi tulisan tangan asli dari Bung Karno adalah satu dasar, satu bukti utama tentang berdirinya negara kita," kata Imam dalam keterangan persnya, Kamis 18 Agustus.

Menurut Imam, keberadaan naskah asli teks proklamasi tulisan tangan Bung Karno dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka menjadi upaya menjaga semangat para pendiri bangsa bahwa Indonesia dibangun untuk kepentingan kemerdekaan dan kesejahteraan masyarakat bersama.

Imam juga berterima kasih kepada Setpres beserta Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) atas kesempatan bagi ANRI berkontribusi dalam peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-77 RI.

Dalam kesempatan yang sama, berdasarkan laporan Antara, Duta Arsip Rieke Dyah Pitaloka mengingat lagi pentingnya tindakan Sayuti Melik, B.M. Diah, dan para pahlawan pendiri bangsa yang telah menyelamatkan naskah asli teks proklamasi tulisan tangan Bung Karno.

Anggota Komisi VI DPR RI itu menilai, naskah tersebut merupakan bukti otentik kemerdekaan RI dan bukan hanya sekadar tulisan.

"Kalau kita perhatian dengan saksama, itu kita bisa merasakan bukan sekadar tulisan, itu adalah jiwa Indonesia yang merdeka," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Menurut catatan sejarah, naskah asli teks proklamasi diselamatkan dan disimpan oleh tokoh pers sekaligus pejuang kemerdekaan, B.M. Diah, untuk kemudian diserahkan kepada Presiden ke-2 RI Soeharto.

Naskah itu kemudian diteruskan kepada Menteri Sekretaris Negara 1988-1998 Moerdiono, sebelum diserahkan kepada ANRI pada 1992 untuk disimpan dan dirawat hingga kini.