Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyataka bahwa saat ini Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global. Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidato kenegaraan HUT ke-77 RI di gedung DPR RI, Senayan.

"Sekarang ini, Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global. Produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika ikut berinvestasi di Indonesia," ucap Jokowi, Selasa, 16 Agustus.

Dalam hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam, khususnya nikel, Indonesia telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat.

"Tahun 2014, (ekspor besi baja) hanya sekitar Rp16 triliun, tapi di tahun 202 meningkat menjadi Rp306 triliun. Di akhir tahun 2022 ini, kita harapkan bisa mencapai Rp440 triliun. Itu hanya dari nikel," ucap dia.

Setelah nikel, Jokowi menyebut pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan timah.

"Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia," ucap dia.

Selain hilirisasi, Jokowi memandang optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan. Sejumlah kegiatan seperti persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon.

Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyatakan bahwa energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi.

Bahkan, prediksinya, kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia.

"Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi bio," tutur Jokowi.