Prabowo Butuh Pasangan yang Berpengalaman di Pemerintahan, Pengamat Sebut Ganjar dan Ridwan Kamil Lebih Pantas Daripada Cak Imin
Ketum Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (kanan) bertemu di Kertanegara, Jakarta, 18 Juni 2022. (Antara-Muhammad A)a

Bagikan:

JAKARTA - Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki peluang besar sebagai bakal calon presiden (capres) terpilih dalam Pilpres 2024.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, Prabowo menduduki urutan pertama dengan tingkat elektabilitas tinggi. Namun, kemenangan bisa diraih Prabowo jika menggandeng sosok bakal calon wakil presiden (cawapres) yang memiliki daya ungkit elektoral. Sehingga bisa menggandakan dukungan yang bisa membuka peluang besar.

"Kalau menggandeng Muhaimin Iskandar (Cak Imin), saya kira banyak stok tokoh diusung yang memiliki efek elektoral yang bisa menambah margin elektabilitas, seperti Khofifah Indar Parawansa, Ganjar Pranowo hingga Ridwan Kamil. Saya kira banyak pertimbangan untuk cawapres, selain kesempatan platform dan mempertimbangkan daya ungkit elektabilitas," kata Arif di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu 14 Agustus.

Menimbang potensi Cak Imin sebagai bakal cawapres mendampingi Prabowo, menurut Arif, ada pekerjaan rumah besar yang harus dilakukan yang bersangkutan, yakni mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya.

"Sehingga ketika dipasangkan dengan Prabowo Subianto bisa menjadi daya ungkit secara elektoral," sambungnya pengamat politik tersebut disitat Antara.

Lebih lanjut, Arif mengatakan faktor yang tidak kalah penting dapat menghantarkan Prabowo ke kursi orang nomor 1 di Indonesia adalah dua agenda politik yang lahir di Rapimnas Gerindra 2022.

Arif mengatakan, agenda politik penting Rapimnas Gerindra 2022, yakni pertama PKB dan Gerindra secara sah melakukan kerja sama politik secara formal membuat nota kesepahaman bersama (MoU) berkoalisi dalam Pilpres dan Pemilu Legislatif 2024.

Kedua, PKB dan Gerindra adalah poros politik yang secara administratif dukungan politik bisa mengusung calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu Serentak 2024.

"Sampai hari ini, satu-satunya tokoh yang bisa maju dalam Pilpres 2024 adalah Prabowo Subianto yang memperoleh tiket untuk berkontestasi dalam pilpres. Meskipun calon wakil presiden sampai hari ini masih akan dibicarakan Gerindra dan PKB. Itu dua poin penting dalam Rapimnas Gerindra di Hambalang," tuturnya.

Ia juga mengatakan masih ada peluang parpol lain yang bisa bergabung dengan PKB dan Gerindra. Namun harus memiliki basis akomodasi politik.

"Apakah partai yang bergabung belum terakomodasi secara politik, sharing politik atau deal-deal politik yang dibangun, tentu koalisi akan terbuka lebar. PKB dan Gerindra membuka peluang untuk masuknya partai lain bergabung dalam poros ini," imbuhnya.

Selain itu, parpol adalah alat perjuangan yang memiliki ideologi dan platform. Ketika memiliki kesamaan atau setidaknya cara pandang sama dalam melihat kebangsaan ini, tentu menjadi faktor parpol lain bergabung dalam koalisi ini.

"Minimal dua alasan itu parpol akan bergabung," tandasnya.