Bagikan:

JAYAPURA - Festival Danau Sentani 2022 akan kembali digelar setelah sebelumnya vakum tiga tahun akibat pandemi COVID-19. Namun, kali ini penyelenggaraannya dilakukan tak seperti biasanya.

Jika sebelumnya Festival Danau Sentani digelar di pertengahan bulan Juni, kali ini event ini akan digelar pada 24-30 Oktober 2022.

Menariknya, ajang ini diselenggarakan bersamaan dengan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-6 yang diorganisir oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Selain itu event ini juga berbarengan dengan HUT Kebangkitan Masyarakat Adat Kabupaten Jayapura ke-9 yang dirayakan setiap tanggal 24 Oktober.

Lebih dari 2400 komunitas dari seluruh Nusantara akan memeriahkan event kongres yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali itu. Tercatat ada 10 ribu orang ikut peserta yang ambil bagian yang nantinya tinggal di rumah penduduk asli Papua dan berbaur dengan masyarakat di sana.

Sekjen AMAN, Rukka Sombolinggi mengungkapkan persiapan untuk Festival Danau Sentani 2022 sudah hampir selesai seluruhnya. Nantinya, selain melihat penampilan budaya-budaya di Papua, semua peserta kongres juga akan menikmati sensasi makanan khas Papua yang disediakan.

"Kami usahakan suaranya boleh global, boleh nasional, tapi aksinya termasuk makanannya tetap lokal yaitu makanan Papua. Kami akan makan umbi-umbi, akan coba tidak menggunakan plastik, akan menggunakan bahan-bahan piring dan cangkir dari alam," tutur Rukka.

"Kemudian yang menarik mungkin nanti akan ada banyak sekali kolaborasi pertunjukkan seni antara anak-anak adat dari Papua dan dari tempat lain di Nusantara," lanjutnya.

Dalam rangka menyambut Festival Danau Sentani 2022, Pemerintah Kabupaten Jayapura menggelar acara pre-event bertajuk Papua Intimate Dinner. Dalam kesempatan itu, Bupati Jayapura, Matius Awoitauw, mengungkap momen ini akan dimanfaatkan untuk menyuarakan tentang keberagaman.

"Kami akan suarakan bagaimana keberagaman yang dimiliki untuk kesatuan, persatuan Indonesia. Ini sangat luar biasa, akan terjadi keberagaman yang menyatu di Jayapura Oktober nanti. Festival Danau Sentani kita selenggarakan dalam suasana itu," kata Matius Awoitauw.

"Sekaligus juga kita menyuarakan kelestarian budaya, tapi juga alam, lingkungan yang dimiliki oleh masyarakat adat di seluruh Nusantara. Untuk apa? Untuk menjaga kelestariannya, untuk ketahanan, pangan, ketahanan energi. Kita akan menyuarakan itu semua dalam suasana kongres itu," sambungnya.

Matius mengungkapkan masyarakat di Jayapura ingin menghapus stigma jika Papua menakutkan. Dia mengatakan, warganya justru akan menjaga keamanan itu sambil menunjukkan kearifan lokal di daerah tersebut.

"Kami yang di luar ini berpikir, ‘wah Papua ini mengkhawatirkan, Papua ini menakutkan’, di sana tidak. Mereka ingin untuk menyambut saudara-saudaranya dengan baik selama mereka ada di sana. Dan ini yang mau ditunjukkan dalam kongres itu, kearifan lokal. Mereka saja mau tinggal di kampung-kampung dan mereka akan menjaga keamanan itu," lanjut Matius Awoitauw.