Bagikan:

JAKARTA - Ekonom sekaligus mantan penasihat pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi, Sean Turnell, mengaku tidak bersalah dalam pengadilan yang digelar tertutup di Myanmar, terkait tuduhan melanggar undang-undang rahasia negara.

Turnell ditahan di Myanmar sejak 6 Februari tahun lalu, beberapa hari setelah rezim militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi dalam sebuah kudeta Turnell terancam hukuman 14 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Media Australia ABC, mengutip seorang pejabat hukum yang mengatakan, Turnell telah bersaksi di pengadilan untuk pertama kalinya sejak penangkapan, namun tidak ada rincian lebih jauh.

Terpisah, Wakil Perdana Menteri yang juga Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan, dia "khawatir tentang tingkat akses yang tersedia bagi mereka yang menyediakan layanan konsuler ke Turnell."

"Kami berharap ada transparansi, bahwa ada penerapan keadilan dan penerapan keadilan prosedural. Dan kami prihatin dengan semua itu dalam penerapannya kepada Profesor Turnell," kata Marles kepada wartawan, Jumat, melansir Reuters 12 Agustus.

Sementara mengutip Daily Telegraph, Marles mengatakan Pemerintah Australia akan terus berusaha memulangkan Turnell ke keluarganya dengan selamat.

"Kekhawatiran kami dalam hal keterlibatan dengan Myanmar adalah, untuk memastikan kembalinya Profesor Turnell dengan aman ke negara ini," katanya kepada wartawan.

Seorang pengacara untuk Turnell tidak menjawab panggilan telepon dari Reuters yang meminta komentar. Sementara, seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.