JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi soal prediksi 90 persen wilayah Jakarta diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050 lantaran penurunan muka tanah.
Riza pun menekankan kepada perkantoran hingga hotel untuk tidak lagi menyedot air tanah untuk kegiatan operasional dan komersial mereka. Sebab, penyedotan air tanah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan permukaan tanah menurun.
"Bagi industri, perkantoran, hotel, apartemen, kita minta juga tidak menggunakan pompa untuk mendapatkan air bersih tapi melalu saluran PAM yang ada. Ini juga dilakukan monitor dan evaluasi karena ini juga salah satu sebab penggunaan air tanah berlebihan," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 9 Agustus.
Lagipula, kata dia, saat ini telah terbit Peraturan Gubernur Nomor 93 Tahun 2021. Dalam pergub tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menetapkan zona bebas air tanah.
Kriteria bangunan gedung yang dilakukan pengendalian air tanah di zona bebas air tanah itu meliputi bangunan dengan luas lantai 5.000 meter persegi atau lebih, dan/atau bangunan dengan jumlah lantai 8 atau lebih.
Selain itu, Riza juga berharap agar masyarakat yang tinggal di wilayah yang sudah tersalurkan air PAM untuk tak lagi menggunakan air tanah bagi pemenuhan kebutuhan air bersih mereka.
"Tentu DKI Jakarta melalui PAM Jaya ingin melakukan upaya percepatan bersama pemerintah pusat dan PUPR terhadap penyediaan air bersih. Supaya tidak ada lagi apa namanya penyedotan air tanah melalui pompa-pompa di rumah-rumah," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin menyebut bahwa 90 persen wilayah di Jakarta, terutama pada kawasan utara diprediksi akan tenggelam pada 2050 lantaran permukaan tanah semakin menurun.
Prediksi ini, kata Arief, bisa terjadi jika masyarakat Jakarta terus-terusan mengeksploitasi penggunaan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
"Dalam waktu yang tidak lama lagi, ketika memang ini terus berlangsung, di tahun 2050 diprediksikan 90 persen dari wilayah Jakarta terutama di bagian utara, itu akan bisa tenggelam karena budaya atau kemudian penggunaan air yang tidak segera diselesaikan," kata Arief dalam diskusi virtual, Senin, 8 Agustus.
BACA JUGA:
Untuk mencegah tenggelamnya Jakarta benar-benar terjadi, Arief mengungkapkan pihaknya berupaya untuk menyediakan pelayanan air PAM yang mengalir pada seluruh wilayah Jakarta.