Bom Seberat 450 Kilogram Peninggalan Perang Dunia II Ditemukan di Sungai Italia yang Surut, 3.000 Penduduk Dievakuasi
Ilustrasi penemuan bom Perang Dunia II. (Wikimedia Commons/Holger Weinandt)

Bagikan:

JAKARTA - Ribuan penduduk sebuah desa di Italia dievakuasi, saat pihak berwenang menggelar operasi peledakkan bom Perang Dunia II yang ditemukan di sungai yang surut akibat cuaca ekstrem.

Gelombang panas yang melanda Eropa musim panas ini tidak hanya membawa rekor suhu tinggi dan ladang yang hangus. Perairan Sungai Po Italia yang dilanda kekeringan mengalir sangat rendah, sehingga mengungkapkan bom Perang Dunia Kedua yang sebelumnya tenggelam.

Pakar militer menjinakkan dan melakukan ledakan terkendali pada Hari Minggu. Bom seberat 450 kg (1.000 pon) itu ditemukan di dekat desa utara Borgo Virgilio, dekat dengan Kota Mantua, Italia pada 25 Juli.

"Bom itu ditemukan nelayan di tepi Sungai Po akibat penurunan muka air akibat kekeringan," kata Kolonel Marco Nasi, melansir Reuters 8 Agutus.

Bukan tugas yang mudah untuk membersihkan bom itu.

Sekitar 3.000 orang yang tinggal di dekatnya dievakuasi untuk operasi pembuangan, kata tentara. Wilayah udara daerah itu ditutup, sementara navigasi di sepanjang bentangan jalur air itu, serta lalu lintas di jalur kereta api dan jalan negara bagian di dekatnya dihentikan.

"Pada awalnya, beberapa penduduk mengatakan mereka tidak akan pindah, tetapi dalam beberapa hari terakhir, kami pikir kami telah membujuk semua orang," terang Wali Kota Borgo Virgilio, Francesco Aporti, menambahkan jika orang menolak untuk pergi, operasi akan dihentikan.

Insinyur penjinak bom melepaskan sekring dari perangkat buatan AS, yang menurut militer mengandung 240 kg (530 pon) bahan peledak.

Kemudian regu penjinak bom, dikawal oleh polisi, memindahkan alat itu ke sebuah tambang di kotamadya Medole sekitar 45 km (30 mil) jauhnya, di mana bom itu diledakkan.

Diketahui, Italia mengumumkan keadaan darurat bulan lalu untuk daerah sekitar Po, yang merupakan sungai terpanjang di negara itu. Ini menyumbang sekitar sepertiga dari produksi pertanian Italia dan menderita kekeringan terburuk selama 70 tahun.